Tirtayatra adalah perjalanan suci untuk mendapatkan atau memperoleh air suci dan mendapatkan pengetahuan religius. Tirtayatra dalam bahasa sehari-hari dipahami dengan tangkil atau sembahyang ke Pura maupun tempat sejarah agama Hindu seperti candi dan peninggalan situs agama Hindu lainnya. Tirtayatra tertulis dalam Kitab Sarasamuscaya 279 yaitu keutamaan tirtayatra itu amat suci, lebih utama dari penyucian dengan yadnya, tirtayatra tidak memandang orang dalam status apapun baik kaya atau miskin asal didasarkan pelaksanaan bakti yang tulus ikhlas, tekun, sungguh-sungguh. Nilai kesucian atau kualitas kesucian tirtayatra lebih utama dari pada membuat upacara banten, walaupun upacara itu tingkatannya utama.
Tirtayatra juga merupakan salah satu program kerja (proker) yang rutin dilaksanakan tiap tahun dari Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) UKDW. Diharapkan dengan dilaksanakannya proker tirtayatra ini dapat mengembangkan dan menambah pengetahuan religius dari para anggota dan selain itu dapat menambah pengalaman dan wawasan karena pelaksanaan tirtayatra ini selalu dilaksanakan di luar Yogyakarta sehingga anggota KMHD dapat lebih mengenal dan mengetahui beberapa tempat atau daerah di Indonesia ini.
Pada tanggal 13-14 April 2019, KMHD UKDW melaksanakan tirtayatra dengan tema “Tirtayatra KMHD UKDW Goes To Semarang”. Selama di Semarang KMHD mengunjungi empat tempat yaitu tiga pura dan satu candi peninggalan agama Hindu. Di hari pertama (13/4), KMHD UKDW mengunjungi tempat pertama yaitu Pura Agung Giri Natha. Pura Agung Giri Natha merupakan pura terbesar di Semarang, daerahnya luas dan dibangun diatas bukit. Disana semua anggota melaksanakan sembahyang bersama dan mekemit atau menginap di Pura. Pagi harinya, rombongan mengunjungi tempat kedua yaitu Pura Amerta Sari, kemudian menuju tempat ketiga yaitu Pura Widya Saraswati Akademi Kepolisian yang tepat berada pada tengah-tengah kawasan Akademi Kepolisian Semarang. Tempat terakhir yang dikunjungi adalah Candi Gedong Songo.
Ni Wayan Rosa Anggreni salah satu anggota KMHD UKDW saat ditanya mengenai kesannya selama mengikuti kegiatan tirtayatra mengatakan bahwa secara keseluruhan acara tirtayatra KMHD ini sangat seru karena sebagai mahasiswa yang berasal dari Bali yang kurang mengetahui Pura yang ada di luar Bali, dengan adanya kegiatan tirtayatra ini menjadi lebih tahu dan mengenal lebih luas keberadaan Pura-Pura yang ada di luar Bali. “Saya berharap kedepannya KMHD terus melanjutkan kegiatan tirtayatra ini untuk menambah wawasan dan nilai spiritual dalam diri kita. Selain itu juga dapat meningkatkan rasa “menyama braya“ atau persaudaraan antar semeton KMHD UKDW,“ ujar Rosa. [Doni]