Sejarah UKDW
Universitas Kristen Duta Wacana didirikan pada tahun 1985 sebagai pengembangan dari Sekolah Tinggi Theologia Duta Wacana yang selanjutnya disebut STTh Duta Wacana.
STTh Duta Wacana telah berdiri sejak tahun 1962 sebagai jawaban atas harapan gereja-gereja terhadap peningkatan mutu pendidikan para pelayan jemaatnya melalui pendidikan tinggi yang setara dengan universitas. Pada saat didirikan, STTh Duta Wacana merupakan penggabungan dari Akademi Teologia Jogjakarta dan Sekolah Teologia Bale Wiyata, Malang.
STTh Duta Wacana semakin hari semakin mendapat pengakuan dari pemerintah. Pengakuan pemerintah itu nyata dalam status yang semula hanya Terdaftar, pada tahun 1983 meningkat menjadi status Diakui. Pada tahun 1982 ini pula STTh Duta Wacana bergabung dalam The Association for Theological Education in South East Asia (ATESEA) untuk lebih meningkatkan mutu pendidikannya. Kualitas STTh Duta Wacana ini semakin mendapat pengakuan dunia internasional dengan penerimaan Akreditasi Terbaik di seluruh Asia Tenggara dari ATESEA.
Dukungan tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari gereja. Pengakuan gereja tampak dengan semakin banyaknya gereja yang menjadi pendukung Duta Wacana. Pada awalnya STTh hanya didukung oleh 5 (lima) gereja saja, yaitu: Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Tengah (GKI SW Jateng), Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Timur (GKI SW JATIM), dan Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ). Dukungan gereja semakin bertambah dengan bergabungnya Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat (GKI SW JABAR), Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS), Persatuan Gereja-gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), Sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP), Sinode Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB), Sinode Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB), dan Sinode Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS).
Gereja-gereja pendukung UKDW menyadari bahwa gereja harus lebih berperan serta dalam pembangunan nasional dan pencerdasan bangsa, kebutuhan akan pendidikan tinggi dalam rangka pembangunan nasional harus diperluas, tidak hanya melalui pendidikan spiritual tetapi juga melalui bidang-bidang lain yang diperlukan di masa depan oleh masyarakat luas. Oleh karenanya, gereja-gereja pendukung sepakat untuk meningkatkan pelayanannya dengan mengembangkan STTh Duta Wacana menjadi Universitas Kristen Duta Wacana. Pada tanggal 31 Oktober 1985 secara resmi berdirilah Universitas Kristen Duta Wacana, walaupun secara operasional kegiatan sudah berjalan sejak bulan Mei 1985.
Pada tahun pertama (1985) dibuka Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur. Satu tahun kemudian berturut-turut, yaitu tahun 1986 dan tahun 1987 didirikan satu jurusan pada Fakultas Teknik, yaitu Jurusan Teknik Informatika dan Jurusan Biologi Lingkungan pada Fakultas Biologi. Tahun 1991 UKDW membuka program Pasca Sarjana Theologia dan satu tahun berikutnya pada tahun 2000, Fakultas Ekonomi membuka Jurusan Akuntansi.
Rencana Induk Pengembangan tahun 2004-2023 memberikan dorongan dan semangat yang luar biasa bagi UKDW untuk terus berkembang mencapai cita-cita yang luhur. Visi pada RIP 2004-2023 adalah “Menjadi universitas Kristen unggul dan terpercaya yang melahirkan generasi profesional mandiri bagi dunia pluralistik berdasarkan kasih“. Visi tersebut menjadi arah pengembangan lebih lanjut bagi UKDW untuk berkembang secara kapasitas maupun kualitas. Dengan visi tersebut UKDW telah melesat menjadi universitas yang diperhitungkan secara nasional dengan berbagai prestasi.
Secara singkat, perkembangan UKDW selanjutnya disampaikan sebagai berikut. Pada tahun 2005, pada Fakultas Teknik dibuka Program Studi Desain Produk dan Sistem Informasi. Pada tahun 2010 terjadi pemekaran Fakultas Teknik. Prodi Arsitektur dan Desain Produk berada di bawah Fakultas Arsitektur dan Desain, sedangkan Prodi Informatika berada di bawah Fakultas Teknologi Informasi bersama prodi Sistem Informasi. Pada tahun 2009 UKDW membuka Program Studi Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter, di bawah Fakultas Kedokteran. Pada jenjang pasca sarjana, Fakultas Bisnis membuka Prodi Magister Manajemen dan Fakultas Arsitektur dan Desain membuka Prodi Magister Arsitektur. Pada tahun 2019 UKDW mendirikan Fakultas Kependidikan dan Humaniora yang menaungi Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang mulai beraktivitas sejak tahun 2006, dan Prodi Studi Humanitas yang berdiri pada tahun 2022 dan memulai operasional pada 2023. Program Studi Teologi berubah menjadi Prodi Filsafat Keilahian sejak tahun 2018.
Pada sisi yang lebih luas, pada tahun 2006 UKDW melalui Fakultas Teologi menjalin kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) membuka konsorsium pendidikan doktoral level internasional yang diberi nama Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS). Program ini merupakan satu-satunya program studi doktoral yang dikelola melalui mekanisme konsorsium, dan sudah mendapatkan akreditasi A.
Hingga saat ini UKDW memiliki 7 (tujuh) fakultas dan 16 program studi, yaitu Fakultas Teologi (Prodi S-1 Filsafat Keilahian, S-2 Filsafat Keilahian, S-3 Filsafat Keilahian), Fakultas Bisnis (S-1 Manajemen, S-1 Akuntansi, S-2 Manajemen), Fakultas Arsitektur dan Desain (S-1 Arsitekur, S-1 Desain Produk, S-2 Arsitektur), Fakultas Teknologi Informasi (S-1 Informatika, dan S-1 Sistem Informasi), Fakultas Bioteknologi (S-1 Biologi), Fakultas Kedokteran (S-1 Kedokteran, Profesi Dokter), serta Fakultas Kependidikan dan Humaniora (S-1 Pendidikan Bahasa Inggris dan S-1 Studi Humanitas).
UKDW telah menunjukkan prestasinya melalui peningkatan status Akreditasi Perguruan Tinggi “A” menurut Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) berdasarkan SK Nomor 495/SK/BAN-PT/Ak.Ppj/PT/VIII/2022 menjadi UNGGUL berdasarkan SK Nomor 992/SK/BAN-PT/Ak.KP/PT/XI/2023. UKDW membanggakan diri dengan sejumlah Program Studi yang telah meraih akreditasi tinggi, menegaskan standar kualitas pendidikan tinggi yang diimplementasikan.
Program studi seperti Doktor Teologi, Magister Filsafat Keilahian, Sarjana Filsafat Keilahian, Sarjana Biologi dan Sarjana Arsitektur telah meraih akreditasi “A”, menunjukkan komitmen UKDW terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi berkualitas tinggi dalam bidang-bidang tersebut. Program studi lainnya, yaitu S-1 Informatika, S-1 Manajemen, S-1 Akuntansi, S-1 Desain Produk, dan S-1 Pendidikan Bahasa Inggris juga menunjukkan pendidikan berkualitas dengan meraih akreditasi “B”. Beberapa program studi berhasil mendapatkan peringkat Akreditasi Prodi “Baik Sekali“, yaitu S-1 Kedokteran, Profesi Dokter, dan Sistem Informasi. Dengan berbagai program studi berkualitas yang ditawarkannya, UKDW memastikan mahasiswa mendapatkan pendidikan tinggi yang terpercaya.
Pada tanggal 30 Oktober 2023, UKDW melakukan peletakan batu pertama, tanda dimulainya pembangunan Kampus 2 di Sedayu, Kabupaten Bantul yang memiliki luas area hampir 10 hektar. Rencananya di atas tanah ini akan dibangun Rumah Sakit Akademik dan pengembangan Kampus 2 UKDW. Infrastruktur fisik ini diharapkan mendukung implementasi rencana strategis UKDW sebagai institusi pendidikan yang unggul, terpercaya dan berkelanjutan.
Peletakan Dasar Duta Wacana – 1900an
Dirk Bakker and the Christian Duta Wacana University
Freek L. Bakker
Everyone going through the Jalan Dr. Wahidin in Yogyakarta passes the buildings belonging to the Universitas Kristen Duta Wacana (ukdw – Christian Duta Wacana University). Those who are older still remember the oldest buildings constructed in the first decade of the 20th century, which were much smaller. None of them had two floors. Everything was happening on the ground floor. The buildings consisted of a school building with classrooms and an administrative office at the front side and behind it in the middle of the territory a so-called pendopo, an open hall covered by a roof on pillars surrounding the space within the building. This pendopo was surrounded by series of rooms where students were living. At both sides of this complex some spacious villas were found where the teachers were living. Of this complex only the tennis court is left. Every year the founding of the university is celebrated on 31 October. It is said that the ukdw was established on 31 October 1906, but it is doubtful whether this is the right date. In fact, the new school in Yogyakarta was a follow-up of a previous educational institute, the Keucheniusschool located in Purworejo. This school was founded to educate Javanese Reformed Christians to become assistants (helpers) to the Dutch missionaries, but in practice the staff did not succeed to provide education exceeding the learning aims of a common primary school. Therefore the Synod of the Gereformeerde Kerken in Nederland, (Reformed Churches in the Netherlands) decided in 1902 to reform the school and move it to Yogyakarta. They chose for this city because it was one of the centers of genuine Javanese popular culture and life. The school buildings were already finished in 1905. The new school would consist of two departments. In the first department Javanese Reformed Christians would be trained to become assistants to help in the schools and the medical clinics and hospitals the missionaries had founded. This department resembled a primary school. The second department was to train assistants for the propagation of the gospel. Only people who had acted as helper were permitted to follow courses in the second department. On 4 May 1904 the Dutch missionary, Dirk Bakker was appointed to become a teacher at the second department and on 8 November 1904 Dirk Koelewijn (1869-1936), the director of a primary school in Koog aan de Zaan in the Netherlands, was appointed to become a teacher at the first department. Dirk Bakker was already in the Dutch Indies working as a missionary in Kebumen since 1900. The first department was officially opened on 31 January 1905.
Dirk Bakker and his colleague, Dirk Koelewijn, were officially installed as teachers on 30 August 1906. At this opportunity Bakker presented the curriculum of his educational plan. The course would consist of lessons with an introduction to and exegesis of both the Old Testament and New Testament, knowledge of the Bible, church history, canon (church) law, dogmatical theology, ethics, archeology, elenctiek (the art of refuting the teachings of other religions), and practical theology. Eight persons would follow this course which lasted two years. No new students were admitted till the whole course was finished because a part of the second year consisted of practical training in giving sermons and religious instruction (catechesis) and in visiting patients in hospitals. Then a new course would be started which new students could apply to. The course would be given in Javanese. It started on 6 September 1906, so the education of the second department had already started for some weeks on 31 October 1906. Therefore the conclusion is justified that the real dies natalis of the ukdw should be 30 August or 6 September 1906, as the second department can be regarded as the first attempt to create a more academic area exceeding the teachings aims of the primary schools. In this section of the school the Javanese students were initiated in the discipline of theology and in the house of academia. Another option for the dies natalis is the date of the foundation of the Keucheniusschool in February 1891 as the school in Yogya was still named Keucheniusschool.
Selengkapnya Dirk Bakker & UKDW
Universitas Kristen Duta Wacana mempunyai lambang sebuah gunungan berbentuk segi lima yang berwarna dasar hitam, sebagai lambang Pancasila. Di dalamnya terdapat gambar Alkitab dengan warna putih berbingkai hitam, sebagai lambang iman yang Alkitabiah.
Perahu berwarna putih berbingkai hitam dan salib berwarna hitam sebagai lambang kehidupan yang ekumenis. Bulir padi berwarna kuning emas dan setangkai kapas berwarna putih hijau, sebagai lambang partisipasi Universitas dalam pembangunan nasional.
Lilin dan sinarnya yang berwarna putih, burung merpati berwarna putih berbingkai hitam, sebagai lambang pengakuan bahwa hanya Roh Kudus yang berkarya untuk mewujudkan semuanya. Di bagian paling bawah terdapat tulisan DUTA WACANA yang berwarna hitam di atas pita berwarna dasar krem, yang berarti Utusan Firman.