Kecamatan Kalibawang merupakan salah satu dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kulonprogo yang terdiri dari 4 desa, 84 pedukuhan, 70 RW dan 352 RT yang dipilih menjadi lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler bagi mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Produk unggulan atau hasil panen desa yang sudah dikembangkan selama ini antara lain kakao (cokelat) dan aneka olahannya, gula jawa/merah, durian, buah naga, slondok dan gula kristal. Hasil alam tersebut kemudian diolah secara berkelompok di 4 desa, salah satunya di Desa Banjarharjo. Desa Banjarharjo dikenal dengan semangat gotong royongnya dalam membangun desa serta kaya akan tradisi kebudayaan seperti karawitan dan jatilan. Sebagai kawasan bernilai agraris tinggi, mayoritas penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani maupun buruh tani.
Pedukuhan Kliwonan, sebagai salah satu pedukuhan yang ada di Desa Banjarharjo memiliki kelompok tani “Kelapa Mas” yang sudah diakui secara resmi oleh masyarakat luas. Selama ini kelompok tani “Kelapa Mas” hanya berfokus pada pengolahan kakao, padahal warga RT 11 dan RT 12 di pedukuhan ini rutin memproduksi gula jawa. Diinisiasi oleh ide 7 mahasiswa dari fakultas yang berbeda yaitu Nadia Stephanie Tuankotta dan Nigel Boeky dari Fakultas Kedokteran; Eva Angelina dari Fakultas Arsitektur dan Desain; Asima Yohana Naibaho, Edwardo Jauhary, dan Yemicho Octavian dari Fakultas Bisnis; dan Christianti Angelin Maarende dari Fakultas Teknologi Informatika, kelompok tani “Kelapa Mas” kemudian melakukan pengembangan produksi gula jawa supaya diakui sebagai kelompok tani penghasil gula jawa murni 100% (tanpa adanya campuran).
Kegiatan pengembangan produksi gula jawa ini diawali dengan Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Keselamatan Kerja (K3) terkait dapur pengolahan gula jawa oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran. Pencucian tangan dan cetakan yang sesuai dengan panduan gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu parameter yang harus diterapkan. Terkait keselamatan kerja, Nadia dan Nigel menekankan pentingnya melakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan bagi mereka yang bertugas memanjat pohon kelapa setinggi 2-4 meter dan para ibu yang bertugas memanaskan serta mencetak gula jawa dari wajan ke batok kelapa.
Setelah produk gula jawa khas Kliwonan diproduksi dan siap untuk dipasarkan, pada mulanya gula jawa hanya dibungkus plastik bening dan disusun bertumpuk. Pengemasan gula jawa dalam kondisi panas ini sangat berbahaya bagi konsumen karena plastik yang terkena suhu panas akan melepaskan bahan kimianya. Di sisi lain plastik juga sulit didaur ulang dan tidak ramah lingkungan. Melihat hal itu, dirancang oleh Eva Angelina dari Fakultas Arsitektur, yang juga bekerja di bidang desain, program dilanjutkan dengan Workshop Pembuatan Kemasan Inovatif menggunakan craft paper berupa kotak minimalis yang menarik dari segi desain dan mudah dibawa. Selain itu, melihat kenyataan bahwa banyak pohon bambu yang tumbuh di desa Banjarharjo, besek juga menjadi alternatif kemasan yang dapat diproduksi oleh masyarakat sendiri sehingga akan mengurangi biaya pembelian kemasan. Sebagai identitas, kemasan produk juga ditambahkan logo pengenal ‘Gula Jawa Kelapa Mas Kliwonan’. Penambahan logo ini bertujuan agar produk gula jawa kelompok tani Kelapa Mas lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai produk gula jawa murni, khas olahan petani Dusun Kliwonan. Konsep gula jawa murni ini juga diangkat menjadi kekuatan produk gula jawa Kelapa Mas karena sampai saat ini banyak gula jawa yang telah dicampur dengan gula pasir untuk menambahkan bobot gula jawa tanpa harus menggunakan banyak nira dari pohon kelapa.
Selanjutnya, masyarakat diberikan materi terkait pemasaran ke TOSERBA dengan sistem konsinyasi dan pengaturan pembukuan yang dilakukan oleh 3 mahasiswa Fakultas Bisnis. Sistem pemasaran berkelompok menjadi sistem yang cocok diterapkan untuk gula jawa Kelapa Mas Kliwonan. Hasil produk gula jawa dari kelompok tani Kelapa Mas dikumpulkan kepada satu koordinator yang berperan untuk mendistribusikan produk ke TOSERBA. Selain itu koordinator juga bertugas untuk menyiapkan persediaan guna menerima pesanan melalui startup digital “Titipku”. Titipku merupakan website online yang dibuat oleh Christianti Angelin Maarende dari Fakultas Teknologi Informatika sebagai alternatif baru pemasaran produk gula jawa. Pembuatan website ini memakan waktu cukup lama karena merupakan hal baru bagi masyarakat desa Banjarharjo. Pada akhirnya Karang Taruna dipilih untuk mengemban tugas pengelolaan pesanan online melalui website. Secara periodik, anggota Karang Taruna akan merekap seluruh pesanan melalui website untuk diinformasikan kepada Heri Oemardani selaku koordinator pemasaran gula jawa Kliwonan. Dalam program pengenalan sistem penjualan online ini, Heri sebagai koordinator kelompok yang ditunjuk secara musyawarah mufakat bersama para petani gula jawa pilihan juga diberikan pengarahan singkat mengenai penggunaan aplikasi online titipku via smartphone yang berfungsi menambah peluang bisnis tanpa dipungut biaya.
Pembicaraan mengenai izin edar juga menjadi penting dalam pengembangan bisnis UMKM. Ke depannya pengurusan izin edar seperti P-IRT dan BPOM akan dilakukan bertahap oleh kelompok tani, dimulai dengan pengajuan badan usaha UMKM ke Kecamatan Kalibawang. Surat-surat persyaratan atas nama Heri Oemardani selaku koordinator akan diproses dalam waktu 3 hari. Setelah itu kelompok tani akan menerima sertifikat dan kartu BRI yang dapat digunakan sebagai kartu ATM/sarana keuangan kelompok penjualan online gula jawa.
Tersedia dalam kemasan isi 0,5 kg & 1 kg, saat ini produk Gula Jawa Kelapa Mas Kliwonan hasil pengembangan petani gula jawa pilihan, karang taruna, Heri Oemardani (koordinator pemasaran) bersama mahasiswa KKN Univeristas Kristen Duta Wacana, sudah tersebar di 5 toko yang ada di daerah Kecamatan Kalibawang, Minggir hingga Godean dan dapat dibeli secara online dengan mendownload aplikasi titipku di playstore ataupun mengunjungi website edukatifnya di .
Selain menjalankan program pengembangan produksi gula jawa, mahasiswa KKN Reguler UKDW juga melayani masyarakat sekitar melalui pengadaan kelas bimbingan belajar yang diadakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat untuk anak-anak TK,SD, dan SMP. Melihat kondisi jarak antar RT, kelas bimbingan belajar ini dilakukan di dua tempat berbeda. Penyediaan tempat sampah terpilah dengan sticker bergambar juga disediakan di persimpangan jalan Pedukuhan Kliwonan sebagai sarana edukasi agar masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai. [eva]