Mengangkat tema “Conserve Nature, Save Future”, Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) melaksanakan aksi konservasi di Pantai Samas, Bantul. Aksi konservasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Mei 2019 ini diikuti oleh mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gappala, Komunitas Reispirasi Yogyakarta, perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU), BPM Fakultas Bioteknologi, dosen, dan laboran Fakultas Bioteknologi, Rujito sebagai pelopor konservasi penyu di Pantai Samas dan penggagas terbentuknya Forum Konservasi Penyu Bantul (FKPB) serta perwakilan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Bantul DIY.
Kegiatan biologi konservasi (biokonservasi) merupakan program kerja rutin BEM Fakultas Bioteknologi yang berfokus pada konservasi alam. Biokonservasi tahun ini yang dilaksanakan di Pantai Samas merupakan lanjutan dari biokonservasi tahun 2016 lalu dimana rangkaian kegiatan dimulai dengan talkshow bersama Rujito dan BKSDA Kabupaten Bantul DIY, penanaman bibit pandan laut (Pandanus tectorius), dan diakhiri dengan kegiatan membersihkan pantai.
Talkshow yang dibawakan oleh Rujito membicarakan permasalahan dan kendala konservasi penyu. Rujito sebagai pelopor konservasi penyu di pantai Samas mengatakan bahwa saat ini masih sering terjadi penjarahan telur penyu dan perburuan penyu untuk dijual padahal masyarakat sudah mengetahui bahwa semua jenis penyu telah dimasukkan dalam Appendix I (Perjanjian Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam). Ini berarti penyu masuk dalam daftar spesies yang harus dikonservasi dan terancam punah apabila perdagangan tidak dihentikan. Rujito juga memaparkan berbagai kendala dalam upaya konservasi penyu seperti semakin berkurangnya ekosistem pandan laut yang berfungsi sebagai tempat berlindung dan meletakkan telur penyu serta banyaknya sampah di pesisir pantai.
Konservasi penyu di Pantai Samas diawasi langsung oleh BKSDA Kabupaten Bantul. Talkshow bersama BKSDA membicarakan perencanaan konservasi penyu di pantai Samas. Puji Lestari, perwakilan bagian Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA juga menjelaskan beberapa kegiatan BKSDA dalam upaya konservasi penyu yaitu monitoring pelestarian penyu, penyelamatan, dan perlindungan penyu, pembuatan papan informasi, dan penyelenggaraan kegiatan edukasi masyarakat tentang penyu sebagai hewan yang dilindungi.
Pantai Samas merupakan salah satu pantai yang sering dikunjungi oleh penyu untuk meletakkan telur sehingga keberadaan pandan laut di Pantai Samas memiliki peranan yang sangat penting. Selain berperan dalam mencegah abrasi pantai, pandan laut juga berfungsi sebagai tempat penyu meletakkan telur. Terkait dengan hal tersebut, kegiatan biokonservasi ini juga menekankan pentingnya menjaga ekosistem pandan laut. Penanaman pandan laut di Pantai Samas dipandu oleh komunitas Reispirasi dan sebanyak 600 bibit pandan laut berhasil ditanam. Setelah menanam pandan laut kegiatan dilanjutkan dengan membersihkan pantai.
Aksi penanaman pandan laut dan bersih-bersih pantai tersebut selaras dengan tema yang diusung yaitu “Conserve nature, save future”. Matthew Linardi selaku Ketua Biokonservasi 2019 menjelaskan makna dari tema yang diambil yaitu bahwa konservasi alam adalah salah satu bentuk investasi dan upaya penyelamatan alam untuk masa depan.
Biokonservasi kali ini juga dilaksanakan sebagai praktikum lapangan mata kuliah biodiversitas dan mata kuliah biokonservasi. Semua peserta sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan. Eka Trivant Marddy, salah satu mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW yang merupakan peserta Biokonservasi 2019 berpendapat bahwa kegiatan biokonservasi memiliki banyak manfaat. “Saya mendapat banyak pemahaman dan pengalaman baru melalui kegiatan ini. Selain itu dengan mengikuti kegiatan ini saya juga dapat berinteraksi lebih akrab dengan teman sesama mahasiswa bioteknologi UKDW,” ujarnya.
Konservasi merupakan kegiatan yang bersifat continue, Boris Marselius S Laoli mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW yang merupakan peserta bio konservasi dan asisten dosen mata kuliah bio konservasi berharap kegiatan konservasi tidak berhenti sampai di sini tetapi tetap harus terus dilanjutkan sehingga menjadi tabungan bagi anak dan cucu masa mendatang. (Angel)