Pusat Studi Pembangunan dan Transformasi Masyarakat (PSPTM) Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Sunan Kalijaga, Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada (UGM), UGM Press, dan Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa untuk merayakan Sumpah Pemuda ke-91 pada hari Senin, 28 Oktober 2019. Kegiatan yang dilakukan di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman mengambil tema “Seminar Bedah Buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen (UGM Press, 2019) dan Relevansinya dalam Pembangunan Nasional”.
Dalam laporan penyelengaraan seminar tersebut, Farsijana Adeney-Risakotta selaku Investigator Program Samigaluh Tanggap Globalisasi mengatakan bahwa perayaan hari Sumpah Pemuda yang memasuki dekade ke-10 ini sangat penting karena bangsa Indonesia sedang menghadapi pertanyaan-pertanyaan mendasar terkait dengan kesatuan kebangsaan. Komitmen pemuda-pemudi yang bertemu di Batavia untuk menguatkan identitas bersama di tengah periode kolonialisasi. Menyampaikan sumpah mereka terkait dengan ikatan kebahasaan, ketanahairan, dan kebangsaan. Di awal dekade ke-10 ini, kesadaran tentang agama menjadi sangat penting sebagaimana telah dirumuskan dalam Pancasila yang harus dijadikan ikrar bersama. Karena itu, dalam perayaan hari Sumpah Pemuda hari ini dilakukan juga Ikrar Umat Kebangsaan.
Pembacaan ikrar didahului dengan diskusi terkait dengan buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen yang baru diluncurkan di UGM pada tanggal 22 Agustus 2019. Buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen yang disunting oleh Waleed El-Ansary, David K.Linnan, Siti Ruhaini Dzuhayatin, Paripurna P. Sugarda, Harkristuti Harkrisnowo. Buku dengan judul asli “Muslim and Christian Understanding, Theory and Application of A Common Word” disunting oleh David K. Linnan dan Waleed El-Ansary diterbitkan pada tahun 2010 oleh Palgrave Macmillan di New York. Sementara edisi Bahasa Indonesianya diterbitkan oleh UGM Press.
Buku ini memberikan landasan teoritis maupun aplikasi lebih mendalam terhadap surat pernyataan 138 wakil tokoh intelektual, mufti, dan ulama Islam seluruh dunia tentang hubungan Islam dan Kristen. Untuk edisi Bahasa Indonesia, perbincangan dalam buku ini tentang hubungan Islam dan Kristen dilakukan dengan mendialogkan langsung topik-topik keterhubungan Islam dan Kristen secara teologis termasuk memungkinkan dua teolog perempuan dari masing-masing tradisi Islam (Siti Ruhaini Dzuhayatin) dan Kristen (Farsijana Adeney-Risakotta) mendialogkan Alquran dan Alkitab dalam kaitan dengan topik perempuan dan transformasi tradisi agama sebagai kaijan teologis dan sosiologis yang mempengaruhi peran perempuan secara historis di dunia dan di Indonesia.
Selain itu, topik-topik kajian spiritual, metafisika, lingkungan hidup, HAM, dan pembangunan didialogkan secara mendalam baik oleh pemikir Islam dan Kristen. Pilihan kalimat “Kata Bersama” yang merupakan kutipan langsung dari Alquran “Kalimatun Sawa” semula adalah undangan dari 38 ulama dan cendikiawan Islam dari seluruh dunia kepada umat Kristen menanggapi pidato Paus Benediktus XVI di Regensburg pada tanggal 13 September 2006. Bahwa kesamaan yang paling fundamental di dalam Islam dan Kristen yang merupakan dasar terbaik dalam membangun dialog dan hidup bersama adalah kasih kepada Allah dan kasih kepada manusia. Sejak masa hidup Nabi Muhammad SAW, inilah kesempatan pertama ketika umat Muslim memberikan pernyataan mengenai Kristenitas. Hubungan umat Muslim dan umat Kristen sangat menentukan masa depan dunia ke depan. Kedua umat ini secara bersama-sama berjumlah lebih dari setengah populasi dunia. Penerapan keadilan dan perdamaian yang melibatkan kedua komunitas beragama ini akan sangat menentukan perdamaian dunia. Keyakinan ini sudah terbukti dalam kehidupan beragama di Indonesia.
Ketegangan di antara umat beragama, terutama diantara Islam dan Kristen yang mengisi populasi suatu tempat secara berimbang bisa memicu konflik horizontal yang menggunakan kekerasan. Sekalipun sejarah penting keragaman Indonesia telah melahirkan pemikir-pemikir bangsa untuk mewujudkan Pancasila sebagai dasar idiologi bangsa dan negara. Aplikasi teoritis seperti juga dibahas dalam buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen menunjukkan adanya kesempatan membangun kerjasama antara Muslim dan Kristenitas melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan.
Terkait dengan itu, kegiatan Samigaluh Tanggap Globalisasi (STG), Tanggungjawab Umat Beragama yang sedang difasilitasi oleh PSPTM Fakultas Bisnis UKDW untuk mempersiapkan warga di Kulon Progo menghadapi keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) bisa dilihat sebagai contoh dari capaian yang hendak dimaksudkan dalam pemaparan dokumen ini. Sejak program STG diluncurkan tahun 2018, kemitraan umat Kristen dan Muslim di Yogyakarta dalam mengawal kegiatan-kegiatan telah memberikan dampak terhadap kerjasama antara umat langsung ditingkat akar rumput.
Definisi Pembangunan Nasional menunjukkan tentang cita-cita bangsa dan negara Indonesia seperti dirumuskan dalam TAP MPR No.IV?MPR/1999. “Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global”. Dalam konteks pemahaman buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen, adanya kesadaran bersama terhadap tantangan global yang dapat memecahkan kerukunan umat beragama, maka sangatlah penting programprogram pembangunan dapat dibangun dari penggalian nilai-nilai Keislaman maupun Kekristenan.
Misal tulisan M. Dawam Rahardjo menjelaskan tentang peranan kaum Muslimin mengembangkan perekonomiannya melalui gerakan koperasi pada awal abad ke-20 (UGM Press, 2019, hal.604). Perbenturan antara kepentingan pribumi di era kolonialisasi ini tercermin dari kesulitan perumusan peraturan yang cocok mencerminkan perilaku ekonomi kaum pribumi. Namun akhirnya kesepakatan peraturan tentang perhimpunan Koperasi Bumiputra diterbitkan tahun 1927. Program pembangunan dari inisiatif institusi agama seringkali dipandang sebagai bagian dari kegiatan misi untuk konversi umat. Berlomba-lomba untuk menjadi terbaik dalam melayani sesama harusnya mendorong kerjasama antar Muslim dan Kristen.
Baik Islam dan Kristen adalah aset bangsa yang sudah menyatu dengan kebudayaan Indonesia, seperti tertulis dalam AlQuran maupun Alkitab. Kesejajaran pelaksanaan pembangunan nasional yang tercermin dari program STG adalah memfokus pemberdayaan warga masyarakat untuk membangun gerakan perkoperasian. Inisiatif kaum Muslimin di penghujung sebelum deklarasi Sumpah Pemuda tahun 1928 seperti dijelaskan Rahardjo, perlu direnungkan bersama lagi terutama sesudah pergerakan koperasi menjadi bagian dari komitmen bersama umat beragama. Dengan bekerja bersama, mereka bisa saling tolong menolong membagikan sumberdaya masing-masing demi menguatkan keberhasilan bersama dalam koperasi. Relasi Islam dan Kristen adalah berkat untuk keberagaman keagamaan Indonesia seperti telah dideklarasikan oleh bapak bangsa dalam perumusan Pancasila dan UUD 1945.
Harapan dari kegiatan seminar adalah Melakukan Bedah Buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen (UGM Press: 2019) adalah:
1. Mensosialisasikan pemikiran-pemikiran pada ulama, cendikiawan Muslim sedunia termasuk di Indonesia dan pendeta dan cendikiawan Kristen sedunia dan di Indonesia sebagaimana dituangkan dalam buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen.
2. Menggali pengalaman hidup bersama antara Muslim dan Kristen di Indonesia dalam kaitannya dengan pengetahuan tentang kesatuan keimanan yang ada dan penerapannya dalam pembangunan nasional.
3. Menghasilkan model mendialogkan Kata Bersama antara Muslim dan Kristen dalam membangun potensi kekuatan bangsa dan negara untuk merahmati Indonesia unggul melalui proses pembelajaran, pembinaan dan Pendidikan.
4. Mengikrarkan bersama komitmen keesaan Allah, kasih sayang kepadaNya dan kasih sayang kepada sesama sebagai penyempurnaan Sumpah Pemuda dalam sejarah Indonesia abad milenial.
5. Menyampaikan rekomendasi kepada Gubernur dan Pemerintah Daerah, Kota Yogyakarta dan 4 Kabupaten di D.I.Yogyakarta.
Adapun pembicara-pembicara yang diundang adalah :
1. Najib Azca, Ph.D (Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM) membahas “Peran Umat Beragama untuk Mentransformasikan Kekerasan dalam Jalan Damai Memperhatikan Peta Konflik di Indonesia”
2. DR. Siti Ruhaini Dzuhayatin (UIN Sunan Kalijaga) membahas “Kata Bersama Undangan Umat Muslim kepada Umat Kristen Berjalan Dalam Jalan Allah. Tantangan dan Prospek Keberhasilan Undangan tersebut”
3. Prof. M. Amin Abdullah (UIN Sunan Kalijaga) membahas tentang Divinitas dan Humanitas dalam Islam dan Kristen, MendialogkanTeologi Islam dan Kristen dan Praktek Masing-Masingnya dalam Konteks Indonesia.
4. Dr. Zuly Qodir, M.Ag (Perwakilan Pimpinan Pusat Muhammadiyah) membahas tentang Jawaban Muhammadiyah terhadap Peluncuran Buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen (UGM Press, 2019)
5. Prof. Dr. Nizar Ali (Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta) membahas tentang Jawaban Nahdlatul Ulama terhadap Peluncuran Buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen (UGM Press, 2019)
6. Ustad Beny Susanto, S. Ag., M.Si (Pesantren Sunan Kalijaga) membahas tentang Relasi Islam dan Kristen sebagai Aset bangsa untuk Membangun Indonesia, Kajian dari Best Practices Kerjasama Islam dan Kristen di Yogyakarta.
7. Pdt. Nani Minarni, S.Si, M.Hum (Pendeta Universitas UKDW) akan membahas Kata Bersama sebagai Penuntun Pembinaan Mahasiswa Lintas Agama, suatu Upaya UKDW Membangun Kesadaran Beragama dalam Pluralitas di Indonesia.
8. Pdt. Dr. Djoko Prasetyo Adi Wibowo (Dosen Fakultas Teologi UKDW) Membahas tentang Jawaban Gereja atas Undangan Umat Muslim untuk Umat Kristen Mengakui Keesaan Allah, Kasih kepadaNya dan Kasih kepada Sesama.
9. Dra. Istiatun, M.Si (Srikandi untuk Iman) membahas tentang Model Best Practices dalam Penerapan Ajaran Kasih Sayang kepada Allah dan kepada Sesama Manusia dalam Konteks Yogyakarta dan Indonesia.
10. Prof. Dr. Ki Supriyoko, M.Pd. (Direktur Pascasarjana Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa) membahas tentang Kata Bersama dan Implementasinya dalam Ajaran Ki Hadjar Dewantara untuk Membangun Model Pembinaan dan Pendidikan kepada Generasi Milenial.
11. Farsijana Adeney-Risakotta, Ph.D (PSPTM, Fakultas Bisnis UKDW) membahas tentang Indonesia Menyongsong Dekade 10 Sumpah Pemuda dan Ikrar Kesatuan Keesaan Allah, Kasih Kepadanya dan Kasih kepada Sesama Menguatkan Kesatuan Tanah Air, Kesatuan Kebangsaan dan Kesatuan Kebahasaan. Sekaligus Mempersiapkan Dokumen Ikrar Kata Bersama antara Muslim dan Kristen untuk Menguatkan Kebhineka Tunggal Ika yang Berdasarkan Pancasila.
12. Moderator : Hendrikus Paulus Kaunang, M.A dari Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM.
(Farsijana Adeney-Risakotta, Ph.D)