Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta secara konsisten menunjukkan komitmen untuk menjadi kampus inklusif dan menciptakan kampus ramah penyandang disabilitas. Salah satu langkah yang diambil untuk menunjukkan komitmen tersebut adalah diadakannya Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka inisiasi pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) pada hari Jumat, 2 Agustus 2024 di Eastparc Hotel.
ULD merupakan bagian penting dalam institusi pendidikan yang berperan dalam memastikan layanan yang inklusif dan aksesibel bagi penyandang disabilitas. Dimana fokus ULD UKDW nantinya adalah kemandirian penyandang disabilitas dan terbentuknya budaya ramah disabilitas.
Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. menyampaikan bahwa perbedaan atau keragaman harus dipahami secara komprehensif sehingga UKDW terus mengupayakan pendidikan inklusif yang berkelanjutan. Dimana implementasi nilai keberagaman tersebut tercermin dalam tagline kampus, yakni Sustainable Entrepreneurial Research University (SERU).
Sedangkan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WR 1) UKDW, Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom. mengatakan rintisan ULD ini merupakan bentuk komitmen UKDW untuk lebih melayani mahasiswa dengan berbagai kebutuhan. “Disabilitas ini sangat luas, ada yang terlihat maupun tidak terlihat. Kita harus memikirkan supaya para mahasiswa bisa mengikuti pendidikan yang setara,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi (WR 3) UKDW, Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI. menyebutkan ketika UKDW menunjukkan diri sebagai kampus yang inklusif, secara moral punya tanggung jawab untuk lebih mempersiapkan diri dalam menerima teman-teman difabel dari berbagai spektrum. UKDW juga akan terus berupaya untuk mengkondisikan segala sesuatu, supaya nantinya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
UKDW sendiri telah menerima mahasiswa dengan beberapa jenis disabilitas, baik itu disabilitas yang terlihat maupun disabilitas yang tidak terlihat. Eni, salah satu orang tua alumni UKDW yang hadir dalam FGD, mengatakan jika ia mempercayakan kedua anaknya untuk berkuliah di UKDW hingga lulus. Keduanya mengalami hambatan fisik sehingga harus menggunakan kursi roda.
“Kami yakin UKDW adalah universitas yang terbaik buat anak-anak kami. Kami merasa UKDW sudah bagus dalam mendidik anak-anak, sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik, bisa berprestasi, dan bekerja setelah lulus. Namun masih ada kebijakan dan fasilitas yang perlu diperbaiki supaya lebih memadai. Saya bersyukur bisa mengenal UKDW, harapannya UKDW benar-benar menjadi kampus yang inklusif. Tidak hanya dalam sarana dan prasana, tetapi juga bagaimana cara memperlakukan mahasiswa dengan disabilitas,” pungkasnya. [mpk]