Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dipercaya oleh United Board of Christian Higher Education in Asia (UBCHEA) sebagai penerima hibah dan koordinator pelaksana program Asian Academy of Campus Ministry (AACM) 2024 yang diselenggarakan pada awal Mei ini.
UBCHEA sebagai sebuah lembaga yang mendukung pengembangan dan kemajuan pendidikan perguruan tinggi, memberikan kesempatan kepada Campus Ministry (CM) universitas anggota untuk menemukan bentuk CM yang sesungguhnya, yang memberikan dukungan secara nyata dan holistik berupa pelayanan rohani (spiritual), konseling pastoral (psikologis), sosial, dan pengembangan diri atau penguatan karakter.
Pdt. Nani Minarni, S.Si., M.Hum., Kepala Lembaga Pelayanan Kerohanian, Konseling, dan Spiritualitas Kampus (LPKKSK) UKDW, selaku panitia dan peserta AACM 2024 mengatakan pada pelaksanaan AACM tahun sebelumnya di Ateneo de Davao Philipina, perwakilan CM UKDW mengenalkan pendekatan layanan terintegrasi dalam konseling-pastoral yang disebut Bio-phsyco-sosio-spiritual, sebuah layanan yang memperhatikan kesatuan antara fisik (biologis), emosi (psikologis), relasi sosial, dan spiritual. CM UKDW yang telah memiliki kejelasan bentuk, pendekatan integrasi-interkoneksi, tata kelola lembaga, pelayanan holistik dan identifikasi peran yang jelas untuk menjawab kebutuhan layanan ini dijadikan contoh praktik baik yang dapat diterapkan di perguruan tinggi lain.
“Penguatan integrasi layanan pada CM untuk mendukung culture of care dan Whole Person Education (WPE) serta penggunaan pendekatan 4 dimensi (spiritual, psikologi, sosial, dan kemanusiaan) untuk membangun culture of care menjadi poin utama yang akan dikembangkan. Selain itu CM UKDW akan terus melanjutkan praktik pendekatan Bio-phsyco-sosio-spiritual untuk membangun atmosfer akademik yang fokus pada isu kesehatan mental,” ujarnya.
Tahun ini, dengan tema Exposure Trip: Culture of Care, CM UKDW mengajak peserta untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman tentang pelayanan dalam keberagaman budaya dan agama di lingkup kampus Kristen dan dalam konteks Asia. CM UKDW bekerja sama dengan CM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dan Universitas Dhyana Pura (UNDHIRA) Bali sebagai co-host.
Kegiatan diawali dengan sesi Panel Discussion “University: Caring on Diversity and Sharing Best Practice on Interfaith Model”. Selanjutnya peserta diajak untuk mengunjungi tempat-tempat yang memberikan bukti nyata tentang praktik toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama di lingkungan kampus di Yogyakarta. Peserta juga diajak untuk merasakan kehidupan dalam keberagaman dengan diskusi di kampus UKSW Salatiga tentang keberagamaan etnis. Menyoroti isu kesehatan mental, peserta juga diajak untuk mengenal pendekatan spiritual dan cultural sebagai media mindfulness dan healing.
Pada exposure-trip di Bali, para peserta diajak mengenal perjumpaan kampus Kristen di tengah masyarakat mayoritas Hindu dan kiprah CM UNDHIRA dalam mendukung harmoni masyarakat Bali. Menutup rangkaian acara, dalam sesi refleksi dan penegasan komitmen peserta menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan baik sebagai personal (sebagai pelayan CM), maupun dalam bentuk kerja-kerja profesional di kampus masing-masing.
Mr. Shuman Chatterjee, perwakilan dari Asian University for Women, Bangladesh menyampaikan pentingnya berbagi wawasan tentang interfaith. “Penting dilakukan kegiatan untuk menyebarkan konsep dan contoh praktik baik kegiatan interfaith di luar kampus. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadopsi praktik yang dilakukan desa-desa atau komunitas yang kami kunjungi di komunitas, desa, atau daerah kumuh di negara kami,” ujarnya.
Dalam penerapan ke depannya, pelayanan CM di setiap perguruan tinggi diharapkan berfokus pada kualitas pelayanan yang holistik dan mencakup 4 dimensi (spiritual, psikologi, sosial, dan kemanusiaan) dengan tidak mengesampingkan program penanganan kesehatan mental dengan pendekatan yang bersifat spiritual, cultural, local wisdom dan social relationship.