Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menggelar audiensi dan evaluasi program tematik inklusivitas dan pengelolaan sampah dengan Kapanewon Sedayu pada Rabu (20/11). Bertempat di Aula Kapanewon Sedayu, acara ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan hasil program sekaligus merancang langkah keberlanjutan.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) UKDW, Freddy Marihot Rotua Nainggolan, menyampaikan bahwa program ini mengadopsi pendekatan yang mengintegrasikan penelitian, pengajaran, dan pengabdian masyarakat.
“Di sini kami mengusung tema Designing Innovation in Inclusive Waste Management in Sedayu Sub-District yang mendapat dukungan dari lembaga donor United Board for Christian Higher Education in Asia yang berbasis di Hong Kong,” jelas Freddy.
Program ini mencakup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dilaksanakan pada Juli lalu, melibatkan sekitar 30 mahasiswa yang tinggal bersama masyarakat selama satu bulan. Selain itu, dosen-dosen UKDW turut berperan melalui penelitian dan pengabdian masyarakat. Fokus utama kegiatan ini adalah edukasi pengelolaan sampah, pemberdayaan kelompok disabilitas, serta mengatasi kesenjangan partisipasi lintas generasi.
Beberapa aktivitas yang dilakukan mencakup pelatihan pembuatan eco-enzim, edukasi pengelolaan bank sampah, dan pemberdayaan komunitas disabilitas. Dalam prosesnya, UKDW berkolaborasi dengan Forum Keluarga Difabel Pinilih serta komunitas lokal untuk memastikan program ini memberikan dampak langsung kepada masyarakat, termasuk kelompok rentan.
Ida Ayu Triastuti, salah satu dosen Fakultas Kedokteran UKDW yang terlibat dalam penelitian, menceritakan pengalaman mahasiswa yang mengikuti program ini. “Awalnya, banyak mahasiswa yang merasa gugup saat harus berinteraksi dengan anak-anak down syndrome. Namun, pengalaman ini membuka cara pandang mereka dan melatih empati,” katanya.
Program ini juga mengungkap tantangan keberlanjutan, seperti minimnya partisipasi generasi muda dalam pengelolaan bank sampah yang didominasi oleh lansia. Untuk merespon hal tersebut, UKDW mengembangkan permainan interaktif berbasis teknologi sebagai metode edukasi yang lebih menarik bagi anak muda.
Panewu Sedayu, Anton Yulianto, mengapresiasi inisiatif UKDW yang serius dalam merancang program berbasis kebutuhan masyarakat. Menurut Anton, program yang diusung UKDW ini selaras dengan prioritas pembangunan Kabupaten Bantul, yakni dalam pengelolaan lingkungan hidup khususnya penanggulangan sampah serta dukungan Kabupaten Bantul ramah disabilitas.
Dalam acara yang turut dihadiri oleh lurah atau perwakilannya dari Kelurahan Argodadi, Argorejo, Argosari, Argomulyo, Kepala Jawatan dan Kasubag Kapanewon Sedayu, serta perwakilan dari Forum Keluarga Difabel Pinilih, UKDW menjaring masukan dari mitra lokal akan menjadi panduan penting bagi pengembangan selanjutnya.
Salah satu rekomendasi utama adalah harapan akan keberlanjutan program, memperluas cakupan wilayah KKN dan meningkatkan koordinasi dengan komunitas lokal agar manfaat program dapat dirasakan lebih luas.
Program UKDW dengan tema inklusivitas dan pengelolaan sampah di Sedayu mendapatkan respons positif dari berbagai pihak. Pemerintah, komunitas disabilitas, dan masyarakat menyatakan harapannya agar program ini terus berjalan dan menjadi model kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengatasi isu lingkungan dan pemberdayaan.
Dengan komitmen dan dukungan bersama, UKDW optimistis program ini dapat memberi dampak dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan berkelanjutan. [drr]