Merdeka! Kira-kira demikian ucapan yang sering kita dengar di sepanjang bulan Agustus. Bulan ini merupakan bulan yang spesial bagi negara kita, sehingga kerap diadakan banyak even untuk menyambut bulan kemerdekaan. Kerap kali kemerdekaan ini sering kita maknai sebagai bentuk rasa bahagia. Menurut KBBI, kata merdeka memiliki arti bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri, lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa bebas merdeka (dapat berbuat sekehendak hatinya). Wajar saja jika ‘kebebasan’ ini membuat orang-orang merasakan kebahagiaan. Sebagai bagian dari negara Indonesia, kita merasa bangga dan bahagia ketika negara ini berhasil meraih suatu kemenangan. Salah satunya ialah Indonesia merdeka, di mana  para pejuang bangsa kita mampu melawan penjajah mundur dari bangsa Indonesia, sehingga kita  dapat berdiri tegak di tanah air tercinta hingga saat ini. 

Untuk meraih kemenangan, ada proses yang harus dilakukan. Bahkan kita juga memerlukan perjuangan yang panjang agar kita berhasil menang. Demikian juga bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Ada banyak perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan para petinggi negara dan juga para pahlawan saat  itu untuk mendapatkan kemenangan. Mulai dari melakukan persembunyian hingga merelakan  seluruh jiwa raganya demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Hingga akhirnya, kemerdekaan itu berhasil diraih tujuh puluh enam tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah mencapai kemerdekaannya, Indonesia kembali menoreh sejarah, di antaranya adalah peralihan dari orde lama ke orde yang disebut dengan ‘supersemar’. Peristiwa tersebut hingga saat ini masih diperingati setiap tanggal 11 Maret. Tidak hanya itu saja, bukti lain bahwa Indonesia benar-benar merdeka ialah Indonesia berhasil melalui agresi militer Belanda dan pernah mendapatkan julukan ‘macan asia’ dalam sistem perekonomiannya. Bahkan pada zaman pemerintahan presiden ketiga, Indonesia kembali menoreh prestasi, dengan adanya sebuah pesawat yang dirakit oleh anak negeri. Bukti-bukti lain dari kemerdekaan Indonesia tentu masih banyak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Namun yang pasti, saat ini kita telah mendapatkan dampak kemerdekaan yang luar biasa. Kita tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi untuk mendapatkan pendidikan, bahkan kita tidak perlu merelakan diri kita untuk bekerja paksa di bawah tekanan. Kita bisa menghirup udara bebas dengan segala kegiatan yang kita lakukan. Melalui beberapa contoh pasca kemerdekaan Indonesia tersebut dapat menjadi pelajaran untuk kita bahwa ada perjalanan yang harus kita tempuh untuk mencapai sebuah tujuan.

Lantas, apakah makna kemerdekaan tersebut? Kemerdekaan sendiri berarti keadaan yang bebas dan terlepas dari pihak-pihak tertentu. Hal ini menunjukkan pada kita bahwa sesungguhnya setiap orang berhak untuk mendapatkan kemerdekaannya. Sama seperti penulis nats kita pada saat ini, yakni Paulus. Dalam mewartakan Injil Kristus, Paulus harus melakukan berbagai macam perjuangan supaya jemaat-jemaat dapat mengetahui dan memahami betul ajaran Kristus. Paulus sampai harus masuk ke dalam penjara karena berkeliling dari kota ke kota untuk mewartakan Injil. Namun perjuangannya tidak berhenti hanya sampai di situ saja. Paulus melakukan berbagai macam cara untuk tetap dapat mewartakan Injil Kristus. Melalui surat-suratnya yang dituliskan di dalam penjaralah yang menjadi salah satu cara Paulus mewartakan Injil. Puji syukur, hal itu berhasil dilakukan oleh Paulus dan jemaat-jemaat Kristus bisa mendapat pengajarannya melalui surat-surat tersebut.

Ternyata, baik kemerdekaan Indonesia, maupun pewartaan Injil yang dilakukan oleh Paulus, keduanya memiliki proses perjuangan yang tidak mudah untuk dilakukan. Keduanya berhasil meraih kebebasan untuk meraih ‘kemerdekaannya’. Seperti yang telah dikatakan dalam ayat 15 bahwa saat ini kita sudah terlepas dari roh perbudakan, artinya kita memiliki kebebasan untuk menjadi anak-anak Allah yang mau untuk bersaksi. Dalam kesaksian yang kita lakukan, tentu tidak semuanya membahagiakan diri kita, karena mengikut Kristus pun membutuhkan pengorbanan. Namun yang perlu kita hayati adalah baik suka dan duka yang ada dalam hidup ini, ada campur tangan Tuhan yang selalu menyertai setiap langkah kehidupan kita.

Sama seperti para pahlawan yang berjuang melawan  penjajah, kita pun memiliki ‘perjuangan’ ketika kita menjadi anak-anak Allah. Perjuangan kita tidak seperti para pahlawan yang membawa bambu runcing untuk melawan penjajah. Tetapi perjuangan kita merupakan perjuangan iman. Di mana dalam mengikut Kristus kita harus berani ‘memikul salib’ supaya iman kita di dalam Dia semakin kuat tertanam. Bahkan dalam ayat 17 dikatakan bahwa kita akan bersama-sama menderita  di dalam Yesus. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dalam situasi dan kondisi kita yang sedang terpuruk sekalipun, sesungguhnya Yesus selalu ada untuk kita, bahkan Ia pun turut merasakan juga apa yang kita rasakan. Justru dari kesesakan inilah yang membuat kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Seperti halnya situasi dan kondisi pandemi saat ini yang mana semakin hari rasa-rasanya semakin berbahaya, bahkan PPKM terus menerus diperpanjang yang membuat kita merasa terpenjara. Tidak hanya itu, dengan adanya pandemi  juga membuat kita kehilangan akan banyak hal, mulai dari kehilangan pekerjaan, keterbatasan  bergerak, hingga kehilangan orang-orang tersayang. Memang, dunia ini sedang tidak baik-baik  saja, namun kita akan menjadi lebih baik jika kita bisa melalui ini semua dengan Yesus. Ketika kita mau berjuang dan mendekatkan diri bersama dengan Dia, maka tidak ada yang mustahil di dunia ini. Semua dapat kita lalui dengan baik seturut dengan kehendak-Nya. Berjalan seturut dengan kehendak-Nya berarti bukan kehendak kita yang terjadi, tetapi melakukan segala upaya yang kita miliki dan tetap mengimani bahwa Yesus akan senantiasa bersama-sama dengan kita dan memberikan kekuatan yang baru untuk kita. Ketika kita mau mengupayakan segala sesuatunya, maka kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan dia. Melalui semangat kemerdekaan ini, kita dapat melalui pandemi bersama-sama dengan berbagai macam upaya yang kita lakukan. Jika segala upaya telah kita lakukan, maka nantinya kita dapat kembali menjalankan kehidupan seperti sedia kala tanpa adanya rasa takut untuk ‘bergerak bebas’. Namun yang harus selalu diingat adalah kita harus berjuang untuk memberikan hasil yang terbaik.

Ke pasar klithikan membeli kardus

Di dalam kardus ada boneka sepuluh

Striving for excellence bersama Yesus 

Untuk Indonesia tangguh dan tumbuh 

(Gracianatita Antera Puspa, S.Si./Alumnus F. Teologi)

Pin It on Pinterest

Share This