Velo Pebriyatno, S.Ak., atau kerap yang disapa Velo, merupakan salah satu lulusan Prodi Akuntansi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang saat ini berkarir di sektor pemerintahan. Berkat kegigihannya, pada tanggal 1 Maret 2023 lalu, Velo resmi dilantik dan ditetapkan sebagai PNS Auditor di Inspektorat Kabupaten Barito Utara. Tentunya pencapaian tersebut merupakan hasil dari proses panjang yang telah ia lalui.
Menekuni bidang akuntansi sebenarnya bukan cita-cita yang pernah terpikirkan oleh Velo. Menurutnya, memilih menekuni jurusan akuntansi bisa dibilang adalah keputusan akhir dengan keadaan setengah putus asa setelah sekian kali mencoba mendaftar jurusan farmasi di tiga universitas di Yogyakarta. Velo yang berasal dari Puruk Cahu, Kalimantan Tengah ini akhirnya mencari universitas lain di Yogyakarta melalui internet, dan menemukan informasi PMB UKDW jalur reguler gelombang akhir. Setelah mengikuti serangkaian tes pendaftaran, Velo dinyatakan diterima menjadi calon mahasiswa UKDW, dan pada saat itu ia mantap untuk mengambil jurusan akuntansi di UKDW saja.
Selama menjadi mahasiswa UKDW, Velo tergabung dalam Kelompok Studi Audit (KSA) yang berada di bawah naungan Prodi Akuntansi UKDW. Pengalaman-pengalaman di KSA rupanya menjadi pijakan awal bagi Velo yang mengantarkannya ke karirnya saat ini. Salah satu kesempatan dan pengalaman yang Velo dapat melalui KSA adalah diikutsertakannya dalam perbantuan pemeriksaan di BAWASLU Yogyakarta. Pengalamannya melakukan pengecekan kelengkapan data setiap partai hingga menyampaikan pelaporan hasil audit kepada BAWASLU ternyata tidak jauh berbeda dari pekerjaannya sebagai Auditor Inspektorat saat ini. “Pengalaman tersebut ternyata sangat berguna dalam karir saya, karena yang saya lakukan sebagai Auditor Inspektorat, juga sama halnya dengan pengalaman tersebut, sehingga tidak mempersulit saya dalam melaksanakan setiap penugasan yang saya jalankan,” ungkap pria kelahiran 1998 ini saat menceritakan salah satu pengalaman yang ia dapat di KSA.
Walaupun menjadi Sarjana Akuntansi bukanlah merupakan cita-cita awal, namun prinsipnya “Selalu fokus dengan apa yang dikerjakan hingga tuntas” dan kedewasaan yang dimiliki oleh Velo akhirnya membawanya untuk meraih gelar tersebut. Setelah mengantongi gelar Sarjana Akuntansi, Velo selama beberapa waktu berusaha untuk mencari pekerjaan ke perusahaan-perusahaan di Yogyakarta melalui berbagai aplikasi mulai dari jobstreet, linkedin, hingga Instagram. Namun, dari sekitar 60 perusahaan yang ia lamar, dan berbagai tahap seleksi pendaftaran, hanya lima yang lolos tahap pemberkasan, empat yang lolos tahap uji psikotes dan hanya satu yang lolos hingga tahap user, dan setelah itu ia juga tidak mendapat kabar lagi. Akhirnya setelah berbagai usaha yang ia lakukan, Velo diminta kembali ke tanah kelahiran oleh orang tuanya, yaitu Kalimantan Tengah, untuk mencari pekerjaan disana.
Usai meninggalkan pulau Jawa, Velo mendapatkan pekerjaan sebagai tenaga kontrak/honorer di salah satu Instansi Pemerintah Daerah di Kabupaten Murung Raya. Selama satu tahun bekerja pada tahun 2021, Velo juga mencoba mendaftar menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) di Kabupaten Barito Utara. Akhirnya ketekunan dan kegigihannya berbuah manis. Berbagai tahapan seleksi CPNS dilalui Velo, dimulai dari SKD (Seleksi Kemampuan Dasar), dilanjutkan dengan SKB (Seleksi Kemampuan Bidang) dan diakhiri dengan MCU (Medical Check Up). Atas hasil seleksi tersebut Velo baru dinyatakan lolos sebagai CPNS Auditor di Inspektorat Kabupaten Barito Utara.
Genap satu tahun setelah menjalani masa percobaan sebagai CPNS tahun 2022 di Inspektorat Kabupaten Barito Utara, pada tanggal 1 Maret 2023 lalu, Velo akhirnya dilantik dan ditetapkan sebagai PNS Auditor di Inspektorat Kabupaten Barito Utara. Sebagai Auditor di Inspektorat, ia bertugas untuk melakukan pengawasan, pembinaan dan pemeriksaan khusus. “Pengawasan yang dimaksud adalah kami ditugaskan untuk melakukan monitoring terhadap instansi atau kecamatan terkait kegiatan yang telah dilakukan. Pembinaan yang dimaksud adalah kami melayani konsultasi terkait permasalahan yang terjadi pada instansi atau kecamatan, namun bukan untuk permasalahan yang sudah masuk ke jalur APH (Aparat Penegak Hukum). Pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah kami menerima surat penugasan dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) secara khusus, yaitu untuk dilakukan pemeriksaan dan pembinaan pada instansi atau kecamatan secara mendalam mengenai permasalahan yang dapat merugikan negara (belum masuk ke jalur APH),” jelasnya.
Alumni yang lulus tahun 2020 ini mengapresiasi perkembangan yang relevan di Prodi Akuntansi UKDW, baik dari segi kurikulum maupun fasilitas. Salah satunya dengan dibentuknya Kelompok Studi Akuntansi Sektor Publik (KSASP) untuk mahasiswa yang berminat untuk mengenal dan memperdalam akuntansi di sektor pemerintahan. Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik, yang saat ini menjadi mata kuliah wajib di Prodi Akuntansi UKDW juga menurutnya adalah hal yang sangat bermanfaat. “Selama kuliah saya hanya mengenal sedikit mengenai apa saja yang ada di pemerintahan, karena memang tidak ada mata kuliah yang membahas hal tersebut,” ujarnya. Velo juga menyoroti program magang yang sudah sekitar dua tahun ini menjadi salah satu Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Prodi Akuntansi UKDW. Menurutnya, program magang sangat membantu mahasiswa untuk belajar bagaimana situasi dunia kerja yang sebenarnya serta apa saja yang dikerjakan, sehingga setelah lulus nanti mahasiswa tidak merasa kebingungan saat terjun ke dunia kerja. Perkembangan tersebut ia nilai sangat baik untuk memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai dunia kerja di berbagai sektor, dari sektor swasta hingga sektor pemerintahan. Setidaknya, setelah lulus dari Prodi Akuntansi UKDW, mahasiswa sudah berbekal pengetahuan dan pengamalan untuk memilih tempatnya berkarir, baik di dunia pemerintahan maupun swasta.
Kepada adik-adiknya di Prodi Akuntansi UKDW, khususnya yang ingin berkarir sebagai akuntan di pemerintahan, Velo menyampaikan beberapa pesan berdasar dari pengalamannya. “Lebih diperdalam mengenai laporan keuangan pemerintahan dan pajak. Karena laporan keuangan pemerintahan dan laporan keuangan swasta terdapat beberapa perbedaan, sehingga harus bisa memahami dan mengingatnya” pesannya. Ia menyampaikan ada juga beberapa hal lain yang harus dipelajari, namun hal tersebut bisa dipelajari secara perlahan saat sudah masuk dunia kerja pemerintahan nanti.
Velo tak memungkiri bahwa pastinya ada tantangan yang dihadapi selama perjalanan karirnya, karena menurutnya yang dipelajari selama di kampus hanya merupakan sebagian kecil yang bisa kita terapkan dalam dunia kerja. “Oleh karena itu, saat bekerja kita terus dituntut untuk lebih banyak lagi belajar sesuai dengan pekerjaan di lapangan. Fisik dan mental harus siap menghadapi semuanya, karena kita harus bisa survive dalam menghadapi permasalahan baik itu kecil ataupun besar yang terjadi dalam dunia kerja,” ucap Velo menceritakan pengalamannya sebagai seorang PNS.
Terakhir, Velo mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan fasilitas program magang yang ada. “Akan lebih baik lagi jika praktik kerja atau magang sudah bisa diambil, bisa mencoba magang di instansi pemerintahan, agar semakin mengerti apa saja pekerjaan yang dilakukan sebagai seorang akuntan di instansi pemerintahan untuk menambah pengalaman” pungkasnya. Pengalaman yang Velo bagikan, diharapkan dapat menjadi pandangan dan harapan bagi mahasiswa Prodi Akuntansi UKDW. Meskipun kuliah di universitas swasta, cerita Velo membuktikan bahwa tidak menutup kemungkinan bagi lulusan UKDW untuk bekerja di sektor pemerintah atau menjadi PNS sepertinya. Terlebih saat ini, berbagai fasilitas seperti kelompok studi, mata kuliah, serta kerja sama dengan instansi-instansi pemerintah dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh mahasiswa untuk menekuni minatnya di sektor publik. [NMS]