Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta memfasilitasi peninjauan visi-misi-tujuan-strategi  kelompok sekolah Krista Gracia di Klaten, Jawa Tengah, dalam  tiga pertemuan yang berakhir Rabu, tanggal 2 Mei 2018.

Kegiatan ini merupakan kelanjutan kerjasama antara kedua belah pihak yang sebelumnya hanya berupa penyelenggaraan pelatihan metode pembelajaran oleh Mega Wati yang merupakan dosen di Prodi PBI UKDW. Sebagai dosen Bahasa Inggris yang juga mendalami manajemen pendidikan, beliau ditunjuk oleh Paulus Widiatmoko selaku Ketua Prodi PBI untuk menjadi pendamping dalam proses peninjauan visi-misi Krista Gracia. Ini adalah sumbangsih Prodi yang memahami betapa pentingnya visi dan misi bagi sebuah institusi.

Sebagai institusi pendidikan,  Krista Gracia bukanlah institusi baru melainkan peleburan dari  Kelompok Bermain (KB) Krista Ceria, Taman Kanak-kanak (TK) Kridawita, Sekolah Dasar (SD) Kristen 3, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 1 yang  dua di antaranya telah ada di Klaten sejak tahun 1960an. “Penyatuan yang akan diresmikan pada tanggal 18 Mei 2018 nanti tentulah merupakan momentum yang tepat untuk merumuskan ulang visi, misi, tujuan dan strategi yang baru,” demikian penjelasan Komardianto selaku Ketua Pengurus.

Tim Perumus yang diketuai oleh Tutik Suharyani telah menyusun rumusan Visi,  9 Misi, 9 Tujuan dan 9 strategi. Rumusan inilah yang ditinjau bersama Mega Wati dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Program yang berlangsung selama 3 pertemuan sejak pada tanggal 20 dan 27 April serta berakhir pada tanggal 2 Mei 2018 kemarin dimulai dengan penyamaan persepsi  antara Pendamping dan Tim Perumus sehubungan dengan proses pendampingan yang dipilih. Pendamping akan memberikan ulasan tentang yang telah dirumuskan oleh Tim Perumus lalu membimbing Tim untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki. Proses ini diyakini bersama akan  lebih memberdayakan dan memastikan rasa memiliki terhadap Visi Misi yang ditinjau ini.

Dari tinjauan Pendamping, Tim telah memiliki pemahaman yang tepat tentang pengertian visi dan misi, namun pengertian tujuan dan strategi masih agak rancu. Rumusan Visi mengandung karakteristik ideal yang sudah terlalu spesifik, sehingga terasa seperti strategi pelaksanaan misi. Core Values (nilai keutamaan institusi) yang berjumlah 9 dianggap terlalu banyak.

Sebagai langkah awal untuk pemeriksaan kesesuaian dan keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Strategi, pendamping menawarkan template tabel untuk memuat semuanya dalam satu area overview yang fasilitatif untuk tujuan ini. Melalui diskusi dalam kelompok kecil dan besar, Misi dan Tujuan serta strategi dapat dicermati ulang, dipilah, dipindahkan, dan dikombinasikan sehingga ketiga hal itu dapat diperbaiki tanpa menghilangkan esensi yang telah diproses lama oleh Tim Perumus. Ini sungguh merupakan hasil yang membahagiakan Tim dan Pendamping, karena perubahan dan perbaikan ini dilakukan oleh Tim, bukan dibuatkan oleh Pembimbing. Pada akhir pertemuan kedua, Tim dapat menghasilkan 3 misi, 4 tujuan, dan 15 strategi yang sudah dapat terkonfirmasi kesesuaian dan keterkaitannya. Meskipun demikian, Tim masih menemukan kesulitan mengubah rumusan visi.

Pada pertemuan terakhir, Pendamping memulai proses perumusan ulang Visi dengan mengajak Tim melihat rumusan lama untuk mendapati bahwa ciri-ciri institusi pendidikan yang tertulis dalam visi telah dipindahkan ke dalam rumusan misi, tujuan atau strategi. Diperlukan karakteristik sekolah yang lebih besar untuk memayungi semuanya itu. Diskusi kelompok kecil dilakukan untuk mengusulkan kualitas atau karakteristik institusi pendidikan yang diimpikan atau yang ingin dicapai dengan misi, tujuan, dan strategi yg telah terumuskan itu.

Pin It on Pinterest

Share This