Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) kembali menggelar acara Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Periode November 2019 di Auditorium Koinonia UKDW, Sabtu (30/10). Pada periode kali ini UKDW mewisuda 250 mahasiswa yang terdiri dari 235 mahasiswa dari program Sarjana (S-1) dan 15 mahasiswa dari program Pascasarjana (S-2 & S-3).
Dari keseluruhan wisudawan, terdapat delapan mahasiswa program Sarjana (S-1) dengan predikat “Wisudawan Terbaik Universitas” yaitu Ronaldo Edwardus dari Program Studi (Prodi) Informatika dengan IPK 3,92; Eunike Yuniar dari Prodi Akuntansi dengan IPK 3,90; Evan Pratama dari Prodi Arsitektur dengan IPK 3,89; Moudyanti Widyaningtyas dari Prodi Sistem Informasi dengan IPK 3,88; Jessica Goldy dari Prodi Kedokteran dengan IPK 3,86; Simplicity FC dari Prodi Manajemen dengan IPK 3,76; Dian Anastaria dari Prodi Ilmu Teologi dengan IPK 3,73; dan Jovita Ivana dari Prodi Biologi dengan IPK 3,73. Selain itu, terdapat empat mahasiswa program Pascasarjana dengan predikat “Wisudawan Terbaik Universitas” yakni Benaya Agus dari Magister Kajian Konflik dan Perdamaian dengan IPK 3,88; Yohanes Andrianto dari Magister Manajemen dengan IPK 3,72; Tiffany Tamba dari Magister Ilmu Teologi dengan IPK 3,61; dan Margaretha Martha dari Doktor Ilmu Teologi dengan IPK 4,00.
Kita hidup di dunia yang sedang menghadapi keadaan yang disebut VUCA world (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), dimana kondisi ini digambarkan sebagai kondisi turbulensi yang bergejolak, tidak pasti, rumit, dan tidak jelas. Dunia kerja dan idustri saat ini sedang berubah dengan sangat cepat, yang dimotori oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi komputasi, artificial inteligent, robotic, internet of things, dan sebagainya telah menjadi makin canggih dan berpengaruh dalam era yang disebut Industrial Revolution 4.0. Tantangan besar bagi perguruan tinggi saat ini adalah bagaimana mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi zaman seperti ini,” ungkap Rektor UKDW Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D dalam sambutannya di depan para wisudawan.
Lebih lanjut Henry menyampaikan setidaknya ada sepuluh kemampuan manusia yang harus terus dikembangkan agar manusia bisa tetap unggul di abad 21 yaitu complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, coordinating with others, emotional intelligence, judgment and decision making, service orientation, negotiation, cognitive flexibility. Dari daftar kemampuan ini, kemampuan akademik (academic skills) malah tidak disebutkan secara eksplisit, tapi justru hal-hal yang berkaitan dengan ‘soft skills’ seperti karakter, sikap, kecerdasan emosi, kerja sama, komunikasi, negosiasi, orientasi melayani dan sebagainya. Soft skills di atas ternyata sejalan dengan konsep pembelajaran seutuhnya di UKDW yang menekankan pada kesatuan Spiritualitas – Integritas – Profesionalitas.
Setelah lulus dari UKDW, para wisudawan diharapkan untuk terus mengembangkan diri (spiritualitas, karakter, kepribadian, sikap) secara positif dan mengaplikasikan kemampuan yang dimilikinya dalam berbagai bidang pekerjaan yang akan ditekuninya. Selembar ijazah, transkrip akademik, dan sertifikat pendamping ijazah tidaklah otomatis menjamin diperolehnya pekerjaan yang diinginkan dan kesuksesan dalam waktu singkat. Untuk mencapai impian pekerjaan yang mapan dan sukses masih diperlukan proses pembelajaran yang lebih tinggi, lebih sulit dan lebih lama, yang dinamakan pembelajaran sepanjang hayat di “Kampus Kehidupan”.