Cermat melihat peluang usaha dan memberikan kesempatan diri untuk berkreasi, Elvin Daniel Hia, salah satu mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Duta Wacana Angkatan 2016 mendirikan Coconesia, sebuah usaha minuman yang diolah dari kelapa muda Indonesia.
Bagi Elvin memulai usaha sejak dini memberikan banyak manfaat. “Ada banyak keuntungan yang saya peroleh dengan memulai bisnis sejak dini. Banyak kesempatan bagi saya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan bisnis. Dari sini saya juga belajar melatih mental untuk terus berusaha dan menjadi pribadi yang tidak takut gagal. Kegiatan ini juga pasti menambah income sehingga dapat meringankan beban orang tua saya,” terangnya.
Cerita Elvin dan Coconesia ini berawal dari momen ketika Elvin melihat ada peluang bisnis yang sangat besar di masa pandemi. Elvin ingin berkontribusi meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang di sekitarnya dengan mengolah buah kelapa. Elvin menyadari bahwa di Indonesia, dan di Yogyakarta khususnya, kelapa sangat mudah diperoleh dan disukai oleh banyak orang.
Selain itu, Elvin juga ingin berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang. “Sebelum Coconesia, saya sudah memiliki usaha laundry sepatu yang bernama Situ Shoes Cleaning. Bisnis ini bergerak di bidang jasa cuci dan perawatan sepatu dan sudah memiliki dua cabang di Kalimantan dan Yogyakarta. Melalui pengalaman di Situ Shoes Cleaning saya dapat melihat bahwa saya mampu membantu orang lain dengan menyediakan lapangan pekerjaan,” ungkap Elvin.
Coconesia sendiri, usaha yang dimulai sejak 11 November 2020 sudah memiliki dua cabang di Yogyakarta. “Ada dua Coconesia di Yogya, cabang pertama berada di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo dan cabang kedua di Jalan Glagahsari Umbulharjo No 97A. Rencananya tahun ini saya akan buka cabang di beberapa kota di Indonesia,” jelas Elvin. Menurut Elvin, ada beberapa kunci mengapa Coconesia mampu bertahan selama kurang lebih satu tahun dan mampu membuka cabang baru. Inovasi terus diberikan melalui produk Coconesia. Selain itu, Elvin bersama timnya senantiasa mengevaluasi dan memperbarui strategi marketing Coconesia.
Tim Coconesia juga mampu melihat apa yang menjadi kebutuhan konsumen dan memberikan pelayanan yang terbaik. “Setiap bulan saya juga menyisihkan dana pengembangan dari omset, sehingga Coconesia bisa terus berkembang dan tidak ketinggalan jaman. Saya ingin Coconesia menjadi pilihan masyarakat ketika ingin menikmati kelapa dengan cara yang praktis serta mudah dinikmati kapan saja dan dimana saja,” tutur Elvin. Pria kelahiran Jambi ini juga mengungkapkan bahwa ke depannya ia ingin Coconesia menjadi brand yang dikenal di seluruh Indonesia, memiliki ribuan cabang di Indonesia, dan tentunya profitable.
Di balik keberhasilan Coconesia saat ini, tentunya banyak tantangan yang harus dihadapi. Peninjauan target market, pemilihan lokasi yang sesuai dengan target market, penyusunan strategi untuk memperkenalkan brand, dan penyusunan sistem operasional merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. “Tantangan terbesar itu terkait pasar dan strategi pemasaran, namun semuanya harus dihadapi. Tantangan-tantangan itulah yang membuat saya terus ingin belajar sehingga bisa menemukan cara dan solusi untuk mengatasinya,” jelas Elvin.
Melengkapi amunisinya, Elvin juga menggunakan jasa influencer untuk memperkenalkan Coconesia. Menggunakan jasa influencer merupakan salah satu strategi untuk membangun brand awareness. “Kami harus pintar memilih influencer. Tidak bisa sembarangan. Influencer ini menjadi media informasi dari kami, penyedia produk, ke customer kami. Jadi kami harus benar-benar cermat mencari influencer yang memiliki follower dari kalangan target market produk Coconesia,” ujar Elvin.
Pandemi COVID-19 juga membuat Elvin harus ekstra memantau bisnisnya. Inovasi dan strategi yang tepat dibutuhkan agar bisnis dapat bertahan. Pandemi membawa berkah tersendiri bagi Coconesia. Kelapa muda termasuk salah satu sajian yang dipercaya dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan sehingga banyak dicari orang. “Walaupun banyak dicari, inovasi strategi marketing tetap dilakukan. Penjualan juga dialihkan ke online. Sehingga, meskipun banyak yang work from home dan stay di rumah, customer tetap bisa menikmati Coconesia,” tutur Elvin.
Sebagai pendiri Coconesia, Elvin mengungkapkan dalam memulai bisnis sangat penting untuk memahami produk dan melakukan riset pasar sebagai sasaran produk yang akan dijual. Kemauan dan mental yang kuat, serta keinginan untuk belajar dari orang yang telah sukses di bidangnya masing-masing menjadi modal dasar bagi siapapun yang ingin terjun ke dunia bisnis. “Strategi pemasaran yang paling efektif bagi yang sedang merintis bisnis adalah memanfaatkan kemajuan teknologi yang sudah ada sebagai media untuk mempromosikan produk. Seperti penggunaan media sosial sebagai sarana promosi produk dengan memunculkan ide ide kreatif untuk menjual produk,” terang Elvin.
Kesibukan Elvin menjalankan bisnis tentunya diimbangi dengan keseriusannya berkuliah. Membagi waktu dan kesibukan sebagai mahasiswa yang juga berbisnis membutuhkan kecakapan tersendiri. Elvin mengakalinya dengan menentukan prioritas dan membuat jadwal rutin setiap harinya. Bagi Elvin, banyak keterkaitan antara ilmu yang dia dapat di perkuliahan dengan apa yang harus dilakukan untuk membangun Coconesia. “Setiap hari kewajiban saya mengikuti kuliah. Kalau perkuliahan sudah selesai saya akan ke Coconesia. Dua hal ini bisa berjalan bersamaan dan saling mendukung. Ilmu tentang sistem keuangan yang saya dapat di kelas sangat bermanfaat dalam menjalankan bisnis Coconesia ini. Satu hal yang saya korbankan saat ini adalah waktu bermain. Tapi bisnis dan kuliah bisa berjalan baik,” ujar Elvin, yang akan diwisuda November nanti.
Elvin juga merasa bahwa pengalaman berorganisasi dan terlibat dalam kepanitiaan kampus turut membentuk dirinya. Selama kuliah, Elvin aktif dalam music corner periode 2016-2018, menjadi Ketua Panitia Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bisnis (BEM FB) UKDW periode 2017, menjadi Wakil Ketua Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Periode 2017, menjadi anggota BEM 2017, menjadi Panitia BCAMP 2017, menjadi pengurus Ikatan Mahasiswa Batak Duta Wacana (IMBADA) 2017, menjadi Ketua Program Pengembangan Spiritual Mahasiswa (P2SM) Periode 2018, menjadi panitia OKA 2018, dan menjadi MC Exporium 2019.
Elvin sadar kesuksesannya saat ini tidak lepas dari dukungan dan peranan banyak orang. “Saya mendapat banyak dukungan dari orang-orang di sekitar saya. Saya juga mendapat banyak arahan dari mentor saya, orang tua, keluarga besar, dan juga teman-teman kuliah. Saya beruntung dikelilingi orang-orang yang selalu memberi support,” ujarnya.
Tidak lupa Elvin menyampaikan harapan dan dukungan untuk dosen dan mahasiswa UKDW. “Harapan saya kedepannya semakin banyak mahasiswa UKDW yang berani memulai bisnis. Menjalankan bisnis bukan hanya memberi warna baru di kehidupan kita sendiri tetapi juga bisa membantu banyak orang karena bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Saya juga berharap agar semakin banyak wadah yang memfasilitasi mahasiswa untuk belajar berbisnis, tentunya dengan didampingi oleh dosen-dosen UKDW,” pungkasnya. [Meidianti]