Menyelesaikan kuliah sambil bekerja, bukan suatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Bekerja ternyata bukan halangan untuk menempuh kuliah lebih cepat. Meski bukan hal yang mudah untuk dilakukan, Antonius Rachmat Chrismanto, S.Kom., M.Cs., Dosen Program Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil membuktikan hal itu dengan menyelesaikan studi S3 di Universitas Gadjah Mada (UGM) selama 3 tahun 5 bulan dengan IPK 4,0 dan predikat cum laude. Beberapa waktu yang lalu, Pak Anton dinyatakan resmi menyandang gelar Doktor dalam bidang Ilmu Komputer.

Menempuh studi S3 sejak September 2020, pada masa pandemi Covid-19, Pak Anton mengerjakan penelitian yang berkaitan dengan deteksi spam di media sosial. Penelitian dengan topik ini merupakan bidang yang digelutinya sejak tahun 2017 yang lalu. Topik ini dipilih karena konten spam semakin banyak ditemukan di media sosial, terutama pada akun publik figur yang populer. Konten spam dapat berupa link spam, komentar spam, atau spam bentuk lainnya. Terkhusus pada komentar, dimana komentar spam tentu akan mengganggu alur informasi bagi para pembaca dan dapat menyebabkan misleading. Topik ini menggunakan studi kasus pada media sosial Instagram karena memang pada media sosial tersebut semakin banyak ditemukan komentar spam pada akun publik figur, terutama selebritas Indonesia.

Dalam disertasinya yang berjudul “Model Deteksi Konten Spam pada Media Sosial Melalui Pendekatan Pasangan Posting-Komentar Menggunakan LSTM-CNN Berbasis Attention dan Fitur Emoji”, Pak Anton membuat model pembelajaran mendalam (deep learning) untuk mendeteksi komentar spam pada media sosial di Indonesia. Kebaruan yang ditawarkan dalam model tersebut adalah penggunaan posting dan komentar sebagai pasangan data tak terpisahkan dan penggunaan fitur emoji dalam proses pelatihan sistemnya.

“Penelitian ini menggunakan emoji yang sangat banyak ditemukan pada media sosial namun justru sangat jarang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Selain menghasilkan model, penelitian ini juga menghasilkan browser extension dan layanan berbasis web yang bisa diterapkan pada media sosial Instagram berbasis desktop,” terang Dr. Antonius Rachmat C., S.Kom., M.Cs. yang saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Akademik dan Inovasi Pembelajaran (LPAIP) UKDW.

Selama publikasi, Pak Anton berhasil menghasilkan 1 artikel jurnal nasional Sinta 2, 1 artikel jurnal internasional, 2 hak cipta program komputer, 1 artikel jurnal internasional terindeks Scopus Q1, dan 1 lagi artikel jurnal internasional yang sedang dalam tahap review di jurnal terindeks Q2. Selama kuliah Pak Anton juga mendapatkan hibah Penelitian Disertasi Doktor (PDD) dari Kemendikbudristek pada tahun 2021 dan 2022.

Pak Anton mengaku menyukai bidang ilmu komputer sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). “Saat itu saya belum punya komputer dan mencoba kursus komputer sendiri. Ternyata memang semakin suka dengan komputer dan terus menggelutinya hingga sekarang. Selain itu, bidang ilmu komputer atau informatika sangatlah luas dan dengan mudah masuk (berkolaborasi) ke berbagai bidang lainnya,” ungkapnya.

Pak Anton menjelaskan jika dirinya menyukai pemrograman dan logika komputasi. Pak Anton mulai mendalami bidang pengolahan teks sejak menempuh studi S1. Bidang tersebut dikenal dengan nama istilah Natural Language Processing (NLP). “Saat S1, saya menyusun skripsi tentang pengolahan laporan (report) berbasis web secara otomatis dengan data teks, kemudian saat melanjutkan S2 saya mengembangkan deteksi kategori halaman web berbasis konten menggunakan metode text mining, dan terakhir saat S3 menghasilkan model deteksi konten spam pada media sosial,” terang Pak Anton.

Lebih lanjut, Pak Anton menyebutkan alasan yang sederhana mengapa menggeluti bidang NLP. Baginya pengolahan teks tidak rumit. Teks lebih mudah diolah dan memiliki kegunaan yang luas pada berbagai bidang, karena teks biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, serta merupakan bahasa kedua yang biasa digunakan oleh manusia selain lisan.

Hal menarik yang diungkapkan oleh Pak Anton adalah dirinya lebih memilih untuk menempuh studi S1 di UKDW, padahal ia telah diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada jurusan Ilmu Komputer lewat jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada tahun 2000 silam. “Saya memulai studi S1 pada tahun 2000. Sebetulnya saya sudah diterima di IPB, namun saat menjalaninya, pada masa pra perkuliahan, saya merasa tidak nyaman di sana. Saya mendengar dari banyak orang, bahwa waktu itu UKDW merupakan salah satu universitas swasta yang memiliki Teknik Informatika dengan kualitas yang bagus di Indonesia. Jadi, saat saya sedang pra perkuliahan di IPB, saya mencoba mendaftar di UKDW. Berbeda dengan orang-orang yang berlomba mencari sekolah negeri, saya justru mencari Prodi Informatika yang terbaik,” katanya sambil terbahak.

Akhirnya Pak Anton memutuskan untuk melepas IPB dan malah menjadi mahasiswa S1 di UKDW. Setelah menyelesaikan studi S1 pada tahun 2004 dengan predikat cum laude, Pak Anton memiliki keinginan untuk menjadi tenaga pengajar. “Saya suka mengajar sejak semester kedua, ketika menjadi asisten dosen. Lalu saya mencoba melamar ke beberapa universitas termasuk UKDW. Saat itu, saya sempat dilema karena juga sudah diterima bekerja di salah satu software house terkenal yang terletak di Bali. Namun karena UKDW juga sudah menerima saya, akhirnya saya mantap memutuskan bekerja di UKDW,” paparnya.

Sebagai lulusan UKDW, Pak Anton mengakui jika proses pembelajaran dalam bidang informatika di UKDW sangat bermutu dan memiliki kualitas yang tinggi. Sambil tertawa, Pak Anton menyatakan materi studi S2 yang ia pelajari dirasa lebih mudah daripada saat menempuh studi S1. Menurutnya, Pak Anton merasa lebih mudah dalam menempuh studi lanjut karena ia sudah memiliki dasar yang kuat, yang diperolehnya saat menempuh studi S1 di UKDW.

“Untuk studi S3, karena dasar keilmuannya sudah kuat, maka hanya tinggal dilanjutkan pada sisi risetnya saja. Tentu juga harus tahan banting dalam menghadapi banyaknya pekerjaan yang menanti. Beberapa tantangan terbesar dalam studi S2 dan S3 adalah bekerja sambil studi dan berbagi waktu dengan keluarga. Dobel bebannya, tetapi dinikmati saja dan dijalani. Dengan modal ilmu yang cukup dan semangat pantang menyerah yang selalu ditanamkan di UKDW, akhirnya semua bisa dilalui,” tutur Pak Anton.

Disinggung masalah perkembangan Prodi Informatika UKDW, Pak Anton menerangkan bidang ilmu informatika adalah salah satu bidang yang berkembang sangat cepat, pesat, dan memiliki daya saing level dunia. Nah, Prodi Informatika UKDW sudah siap dengan perkembangan tersebut. Kurikulum di Prodi Informatika UKDW sudah dirancang untuk mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia pada masa sekarang. Kerja sama industri dan mitra lainnya juga sudah cukup banyak. Mahasiswa pun sudah diberikan kemampuan teknikal maupun non teknikal (soft skill) yang banyak dan mengasyikan. Sebagai prodi, pengalaman sejak tahun 1986 membuktikan bahwa alumni Prodi Informatika UKDW sudah banyak terserap di dunia kerja nasional maupun internasional.

“Namun, tentu saja di samping berbagai macam kesiapan yang ada, Prodi Informatika tetap harus terus meningkatkan SDM dan tata kelolanya. Budaya studi lanjut di FTI sudah mulai muncul, sehingga mestinya 3-4 tahun kedepan Prodi Informatika dan Fakultas Teknologi Informasi akan semakin siap dalam menghadapi ketertinggalan dan tantangan apapun kedepannya. UKDW pasti maju, asalkan semua civitasnya bersatu padu, saling mendukung, satu visi, dan satu suara dalam memperjuangkan cita-cita bersama mencapai universitas SERU! (sustainable entrepreneurial research university),” jelas Pak Anton.

Berkaitan dengan kinerjanya sebagai dosen, Pak Anton akan terus bersemangat menjalankan tugas Tri Dharma perguruan tinggi semaksimal mungkin. Tetap mengajar dengan materi yang uptodate, melakukan penelitian sesuai bidang ilmu yang digeluti, terutama melakukan kolaborasi penelitian dengan pihak lain, hingga akhirnya bisa mencapai jabatan fungsional Guru Besar yang dicita-citakan setiap dosen.

Sedangkan sebagai Ketua LPAIP, Pak Anton bersama timnya bermaksud menghasilkan inovasi pembelajaran yang berguna bagi proses belajar mengajar di UKDW, dan harapannya juga dapat digunakan untuk pihak lain. “Program-program unggulan LPAIP untuk tahun 2024 dan seterusnya adalah memastikan berjalannya kurikulum Outcome Based Education (OBE) untuk semua prodi di UKDW, menjalankan rekognisi pembelajaran lampau (RPL), pengembangan inovasi pembelajaran, melakukan evaluasi kurikulum secara rutin, pengembangan sistem e-monitoring evaluasi kurikulum, sistem pendampingan dosen baru, pelatihan e-learning, dan terakhir pelatihan persiapan akreditasi internasional,” paparnya.

Pak Anton pun berpesan pada para mahasiswa di Prodi Informatika, dan juga para mahasiswa semua yang sedang menempuh studi di UKDW untuk mengingat bahwa proses belajar itu berlangsung sepanjang hayat. Kita harus mempelajari konsep dasarnya dengan benar, jangan terpikat pada pembelajaran instan saja. Karena ketika menguasai konsep dasarnya, penerapan di lapangan dapat dihadapi dengan pengembangan dari konsep dasar tersebut. Sehingga proses penyesuaian menjadi lebih mudah dan cepat.

“Tidak mungkin menguasai semua materi, tools, atau teknik/metode saat kuliah. Jadi, tetaplah belajar dimanapun dan kapanpun. Jangan menyerah, tetap semangat! Dunia kerja zaman sekarang sangat luas dan membutuhkan kecepatan. Anda harus kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan pekerjaan apapun. Kemampuan berpikir logis, adaptif, dan cepat, seperti slogan Prodi Informatika ‘AMPUH’ (Adaptif, Mandiri, Profesional, Unggul, dan Humanis) sangat diperlukan,” pungkas Pak Anton. [mpk]

Pin It on Pinterest

Share This