Keluarga besar Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berduka atas berpulangnya mantan rektor pertama, Pdt. Em. R. Judowibowo Poerwowidagdo, MA., Ph.D., pada hari Kamis, 19 Desember 2024, pukul 17.00 WIB, dalam usia 82 tahun. Beliau dikenal sebagai pemimpin visioner yang meletakkan fondasi kokoh bagi UKDW dalam perjalanannya menjadi universitas yang unggul.

Pak Yudo, begitu beliau biasa disapa, menjabat sebagai rektor pertama UKDW setelah memimpin transformasi Sekolah Tinggi Theologia Duta Wacana menjadi universitas pada 1985.

Kesaksian kolega-koleganya menegaskan pengaruh besar beliau. Salah seorang rekan, Ir. Jacobus B. Wiryawan yang banyak bekerja sama dalam kiprah Yakkum di awal 1980-an, menggambarkan Pak Yudo sebagai sosok yang teguh, berargumen dengan jelas, dan berdedikasi tinggi dalam memperjuangkan dukungan dari para mitra internasional. “Seringkali perjalanan kami sangat melelahkan dan tidak semuanya membuahkan hasil. Namun, beliau tetap konsisten mendorong visi dan misi, menjadi inspirasi bagi kami yang lebih muda,” ungkapnya.

Pada masa awal berdirinya UKDW, Pak Yudo aktif dalam penggalangan dana di dalam maupun luar negeri. “Saya melihat beliau sebagai seorang pemimpin dengan berbagai ide dan visi jauh ke depan, melebihi kebanyakan orang, ” tambahnya.

Beliau juga dikenang sebagai pribadi yang rendah hati dan terbuka. Salah satu dosen Fakultas Theologi UKDW, Prof. Yahya Wijaya, Ph.D., menceritakan bagaimana Pak Yudo menanggapi kritik mahasiswa dengan sikap positif dan transparan. Rekan lainnya, Drs. Purnawan Hardiyanto, M.Ec.Dev. menyebut Pak Yudo membawa semangat kebersamaan dengan menghormati semua kolega sebagai mitra setara.

Drs. Bambang P. Hediono menambahkan bahwa Pak Yudo kerap melibatkan dosen baru dalam acara internasional untuk melatih mereka membangun relasi. “Meskipun bahasa Inggris kami terbatas, beliau tetap percaya dan memberi arahan dari jauh.

Dalam pernyataan resmi, Rektor UKDW, Dr.-Ing Wiyatiningsih, S.T., M.T.,  menyampaikan, “Kami merasa kehilangan yang mendalam atas kepergian Bapak Pdt. Em. R. Judowibowo Poerwowidagdo, MA., Ph.D. Beliau adalah seorang pemimpin yang inspiratif, melayani dengan hati, dan memiliki visi besar. Warisan semangat dan visi beliau akan terus hidup dalam setiap langkah kami menjaga keberlanjutan UKDW.”

Hidupnya Didedikasikan kepada Pendidikan, Kemanusiaan, dan Kebudayaan
Pak Judo lulus Sarjana Muda Theologia dari STT Jakarta pada tahun 1964. Kemudian menyelesaikan studi Master of Arts dalam Bidang Christian Education, di San Francisco Theological Seminary, San Anselmo, California, USA pada tahun 1969. Serta menyelesaikan Post Graduate Study di University of Pittsburgh, Pennsylvania, USA, dan mendapat gelar Ph.D dalam bidang Foundation of Education th 1972. Lantas melanjutkan Studi Pasca Doktor dalam bidang komunikasi pada “The Annenberg School of Communication”, University of Southern California, USA tahun 1978. Selain itu, Pak Judo juga mengikuti berbagai Pendidikan non formal/training.

Kiprahnya bukan hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga internasional. Kepiawaian, kecerdasan, kesupelan, serta budi pekertinya yang baik menjadikan Pak Judo dipercaya oleh banyak pihak. Selain menjadi dosen di STTh Duta Wacana yang kemudian menjadi UKDW, Pak Judo juga mengajar di UGM.

Berbagai jabatan beliau emban dengan penuh tanggung jawab antara lain Dekan STTh Duta Wacana (1980-1986); Rektor UKDW (1985-1990); Deputy Director Ecumenical Institute, Chateau de Bossey, Switzerland (1990-1992); Executive Secretary for Asia and The Pacific, Theological Education Program, World Council of Churches, Geneva, Switzerland (1992-1998); Consultant on Ecumenical Education and Formation, World Council of Churches, (1999); Rektor UKRIDA (2000-2002); Direktur Eksekutif Pusat Pemberdayaan untuk Rekonsiliasi dan Perdamaian (2002-2009); Ketua Yakkum (1975-1987); Ketua Yakkum (1999-2003); Ketua II Yakkum (2004-2009); dan Ketua YPTK Satya Wacana (2010-2015).

S. Eddy Harryanto, pensiunan UKDW yang pernah menjadi staf Pak Judo menyebutkan, pada tahun 1973 – 1987 Pak Judo mendirikan Pelayanan Masyarakat Kota dan Desa yang menangani masalah sosial, ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai Code, Yogyakarta.

Kemudian, saat terjadi konflik di Ambon, Maluku Pak Judo terlibat dalam penyelesaian masalah konflik tersebut melalui Tim Independen untuk Rekonsiliasi Ambon (TIRA) dan Tim Pemberdayaan Masyarakat Pasca Konflik (TPMPK), serta Tim Penyelidik Independen Nasional Konflik Maluku pada tahun 1999-2003.

Di kalangan para budayawan Pak Judo sangat dikenal dan akrab, baik dengan budayawan Indonesia maupun mancanegara. Pak Judo juga pernah menjabat sebagai President at Asian Christian Art Association (1998-2007}. Beliau juga pernah membawa misi kesenian dari PLT Bagong Kussudiardja ke Eropa.

Pada tahun 2017, Pak Judo diketahui mengidap sakit Alzheimer sehingga harus menjalani pengobatan secara rutin. Dengan demikian berbagai kegiatan semakin berkurang, namun beliau masih aktif di gereja maupun di kampung.
Walau beliau sakit, tetapi sangat menikmati kebahagiaannya bersama keluarga, istri, anak-anak, cucu-cucu, saudara-saudaranya, menantu, dan handai taulan. Dra. Timur Indyah istri beliau, merawatnya dengan tekun, setia dan penuh kasih sayang.

Pak Judo yang lahir di Purwodadi pada tanggal 1 April 1942, merupakan seorang, pemimpin, pendidik, inovator, motivator, budayawan, juru damai, dan negosiator. Masih banyak lagi predikat yang layak disandang oleh Pak Judo yang cerdas, ramah, visioner, supel, yang hingga akhir hayatnya tetap rendah hati, tulus dan sederhana. Hidup Pak Judo patut diteladani.

Kini Pdt. Em. R. Judowibowo Poerwowidagdo, MA., Ph.D., telah berpulang. Jenazah akan disemayamkan di Auditorium Koinonia UKDW pada hari Sabtu, 21 Desember 2024 pukul 10.00-14.00 WIB. Kemudian dimakamkan di Pemakaman RS. Bethesda Mrican Yogyakarta. Selamat jalan Pak Judo, terima kasih atas jasa dan pengabdianmu untuk UKDW. Semangat dan teladanmu akan terus menyala di dalam hati kami. RIP et Vivat Ad Aeternam.

Pin It on Pinterest

Share This