Joint Summer Program yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta menjadi wadah untuk mengenalkan kearifan budaya lokal. Sebanyak 28 partisipan dari lima negara yakni delapan orang dari Saint Paul University Filipina, lima orang dari Chang Jung Christian University Taiwan, dua orang dari Hanseo University Korea Selatan, dua orang dari Christ University India, lima orang dari UKDW Indonesia, dan lima orang dari STIKES Bethesda Indonesia tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Kepala Biro Kerjasama dan Relasi Publik, Arida Susyetina, S.S., M.A., menyebutkan bahwa salah satu kegiatan yang diikuti oleh peserta Joint Summer Program adalah live in program. “Peserta tinggal bersama keluarga Indonesia untuk merasakan bagaimana kehidupan keluarga dan bermasyarakat di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan kesenian Indonesia melalui art workshop, memberikan pengalaman tinggal bersama keluarga Indonesia sehingga peserta dapat memahami kehidupan masyarakat lokal,” paparnya.

Padepokan Tjipta Boedaja yang berada di kawasan Lereng Merapi, tepatnya di Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah merupakan lokasi yang dipilih sebagai tempat live in. Menurut Arida, pemilihan Dusun Tutup Ngisor tersebut dinilai tepat karena daerah tersebut cukup nyaman dan kondusif untuk pengenalan kearifan budaya lokal. Selain itu, toleransi antar umat beragama masih terasa kuat di tempat ini. “Kami juga ingin mengajak peserta untuk belajar mengenai kerukunan antar umat beragama di Indonesia, serta bagaimana menyikapi issue intoleransi dan radikalisme yang marak terjadi di dunia,” tambah Arida.

Para peserta menginap di rumah penduduk setempat selama tiga hari untuk mengenal lebih dekat kearifan masyarakat lokal. Mereka diajak untuk belajar kesenian tradisional yaitu gamelan dan tarian jawa, serta cara memaknai kesenian itu sendiri. Bagi komunitas Padepokan Tjipta Boedaja, kesenian bukan sekedar pertunjukan untuk hiburan, namun merupakan doa dan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta. Mereka diajak untuk belajar hidup dalam kesederhanaan.

Lee Hyeonju peserta dari Hanseo University Korea Selatan mengungkapkan kegembiraannya selama mengikuti program tersebut. “Selama tiga hari ini saya belajar banyak hal, mulai dari menari, bermain gamelan, dan bercocok tanam. Ini pertama kalinya saya menanam ubi. Saya sangat terkesan dengan keramahan penduduk desa ini,” ungkapnya.

Pin It on Pinterest

Share This