Studi ekskursi merupakan suatu program yang memberikan pengalaman meruang secara langsung, tahun ini Prodi Arsitektur UKDW angkatan 2016 kembali mengadakan studi ekskursi terutama bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Arsitektur Perkotaan dan Permukiman, dengan salah satu tempat yang dituju adalah Singapura. Sebagai negara sekaligus kota yang memiliki perencanaan kota yang rapi dan terkomunikasikan dengan baik kepada masyarakatnya membuat Singapura dipilih menjadi tempat yang akan dituju untuk ekskursi. Kegiatan ekskursi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengamati dan mempelajari langsung bagaimana perencanaan kota yang baik dan teratur sampai mendapatkan pengalaman dan gambaran mengenai dunia kerja melalui diskusi dan juga mengunjungi karya-karya arsitektur yang telah terbangun di Singapura. Studi ekskursi berlangsung selama lima hari empat malam tepatnya pada tanggal 16 sampai dengan 20 Oktober 2018 dengan jumlah partisipan sebanyak sembilan belas mahasiswa dan dua dosen pembimbing.
Selama berada di Singapura, rombongan disuguhi berbagai karya arsitektur yang menarik, seperti PARKROYAL karya WOHA Architects, Esplanade – Theatres on the Bay, dan masih banyak lagi. Rombongan juga menyempatkan diri untuk mampir ke Asian Civilisations Museum yang terletak di dekat Clarke Quay. Pada tujuan terakhir yaitu Merlion, rombongan melakukan diskusi ringan bersama Nia, salah satu alumni Arsitektur UKDW yang berkarir di Singapura selama sepuluh tahun.
Pada hari kedua, rombongan mengunjungi National University of Singapore (NUS). Bapak Abel selaku perwakilan dari NUS menerima rombongan dengan hangat, beliau memberikan kesempatan untuk mengunjungi studio arsitektur. Tempat kedua yang dikunjungi adalah Urban Redevelopment Authority (URA). URA adalah badan perencanaan nasional perkotaan Singapura, yang berada di bawah naungan Kementerian Pembangunan Nasional Pemerintah Singapura. Disana terdapat maket raksasa negara Singapura yang sangat menarik. Ada banyak tempat menarik yang dikunjungi oleh rombongan UKDW salah satunya adalah jembatan pedestrian yang bentuknya terinspirasi dari DNA, yaitu Helix Bridge. Helix Bridge merupakan jembatan pedestrian di area Marina Bay yang menghubungkan Marina Centre dengan Marina Bay. Kecanggihan jembatan ini adalah bentuk arsitekturnya yang mirip dengan model DNA manusia.
Selanjutnya rombongan mengunjungi Wave Bridge yang memiliki bentuk jembatan pedestrian yang seperti pada umumnya, jembatan pedestrian ini memiliki bagian yang meliuk seperti namanya wave yang artinya gelombang dengan tempat duduk yang juga bergelombang yang menjadi keunikan dari jembatan ini. Singapura memang menyediakan fasilitas pedestrian yang sangat baik, bahkan terawat, sehingga siapapun bisa menikmati nya dengan baik. Bishan-Ang Mo Kio Park adalah sebuah public space dengan salah satu fasilitas olahraga yang mendukung, seperti alat latihan kaki, papan sit up, jogging track, bahkan sampai lapangan untuk bermain sepakbola pun tersedia. Tidak hanya untuk keperluan olahraga saja, tempat ini juga bisa untuk bersantai sambil menikmati pemandangan hijau di sekitarnya. Saat di Plaza Singapura Orchard, rombongan bertemu dengan Eby dan Dedi yang merupakan dua alumni Arsitektur UKDW untuk berbagi pengalaman tentang perjalanan berkarir mereka di Singapura.
Pada hari keempat, rombongan mengunjungi Kampung Admiralty. Rombongan disambut oleh Anton Siura yang merupakan seorang arsitek yang ikut andil dalam proyek ini, khususnya dalam hal landscape design bangunan. Kampung Admiralty karya WOHA Architects ini merupakan kompleks terintegrasi untuk mengakomodasi pelayanan kesehatan, sosial, dan komersial yang memaksimalkan penggunaan lahan dan berusaha memenuhi kebutuhan warga Singapura yang berusia lanjut. Anton menjelaskan bahwa bangunan ini sangat ramah terhadap pengguna dari segala usia. Salah satu yang menarik di Kampung Admiralty ini adalah di lantai atas memiliki Community Farm dimana area ini bisa untuk bersantai karena memang udara yang dihasilkan cukup bersih dan segar karena banyaknya tanaman dan pepohonan. Tempat selanjutnya adalah Haji Lane. Tempat ini memiliki spot yang menjadi daya tarik orang-orang yaitu memiliki lorong jalan yang berisi butik-butik kecil yang menjual berbagai macam barang seperti tekstil, tas, baju, sepatu, café sampai restoran dengan berbagai jenis makanan tersedia disana. Selain itu, mural dan dinding warna-warni nya juga menjadi icon dan sasaran foto pengunjung yang melewatinya. Dengan adanya Studi Ekskursi di Singapura, para mahasiswa berharap semua pengalaman dan wawasan yang diperoleh dapat menjadi batu lompatan untuk selalu mengembangkan kualitas diri sehingga mampu menciptakan karya-karya arsitektur yang mampu bersaing secara global. [Aubrey]