Trifena Katrina, salah satu mahasiswa dengan disabilitas dari Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil menyelesaikan studinya dan merayakan kelulusan dengan mengikuti Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Periode 27 Juli 2024.
Tak ada alasan bagi seorang disabilitas untuk tidak melanjutkan studi. Meskipun kondisi mengharuskannya untuk menggunakan kursi roda sejak kecil, tidak menyurutkan tekad Trifena Katrina untuk bermimpi dan menimba ilmu. Trifena Katrina berharap, di kemudian hari ilmu yang dia miliki nanti bisa diberikan bagi orang banyak supaya bermanfaat.
Fena, sapaan akrabnya, menuturkan ia mengenal UKDW dari kakaknya yang merupakan alumnus Sistem Informasi UKDW. Sejak awal, Fena memang sudah tertarik dengan bidang teknologi informasi. Setelah mendengar testimoni dan melihat keberhasilan sang kakak, Fena pun mantap menempuh pendidikan tinggi di Prodi Sistem Informasi UKDW.
“Alasan utama saya memilih UKDW adalah cerita dari kakak saya mengenai UKDW. Kakak sering bercerita tentang lingkungan kampus dan perkuliahan yang menyenangkan. Dimana mata kuliah yang diberikan bisa menjadi bekal untuk menghadapi dunia kerja,” tuturnya.
Fena menyampaikan jika UKDW memiliki fasilitas yang memadai dan mendukung proses belajar mahasiswa. Lokasi di kampus juga memudahkan dan memberi akses yang sangat baik bagi mahasiswa dengan disabilitas. “Proses pembelajaran di UKDW terasa menyenangkan. Saya merasakan hubungan yang hangat, baik itu dengan dosen maupun teman-teman. Selama kuliah di UKDW, saya tidak pernah sendirian, selalu punya teman yang menemani. Setiap mahasiswa benar-benar menunjukkan kasih seperti yang ditanamkan ketika masuk ke UKDW pertama kali,” paparnya.
Fena bercerita, ia menggunakan kursi roda sejak kecil. Saat itu, Fena mengalami demam tinggi yang berakibat cukup fatal. Setelah melewati proses pengobatan, Fena memutuskan untuk menggunakan alat bantu saat masuk SMP. Meskipun harus menggunakan kursi roda, tidak menyurutkan tekadnya untuk bermimpi dan melanjutkan pendidikan. Meski dalam kondisi demikian, Fena tak pernah sedikitpun merasa minder belajar bersama dengan teman-teman kuliahnya di UKDW. Bahkan ia juga aktif berorganisasi dan mengikuti kepanitiaan di lingkungan kampus.
“Saya juga senang mengikuti berbagai perlombaan. Pada tahun 2022, saya berhasil menjadi Juara 2 dalam kompetisi TBIG Youth Changemaker. Selain itu, saya juga menjadi salah satu pemenang Scranton Essay Contest dan mendapatkan beasiswa Scranton selama 2 tahun,” terangnya.
Meski memiliki keterbatasan, hal tersebut tidak mengalahkan semangat Fena untuk berprestasi dan lulus tepat waktu, bahkan ia berhasil lulus dengan IPK 3,88 dengan predikat Cumlaude. Ia membuktikan, dengan semangat dan tekad yang kuat, kondisi fisik tidak akan menghalangi langkahnya untuk maju dan berkembang. Fena membuktikan dirinya bisa menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, dengan menjadi salah satu lulusan terbaik dan tercepat dari program studinya.
“Ke depannya saya punya mimpi untuk dapat terus berupaya dan bekerja keras khususnya di bidang IT. Saya harap dengan kehadiran dan kontribusi saya di dunia kerja Indonesia, dapat menjadi salah satu peluang yang muncul dan memberi jalan bagi banyak orang di luar sana,” ungkapnya.
Fena pun mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada UKDW yang memberikan kesempatan padanya untuk naik ke podium menggunakan kursi rodanya. Sehingga ia bisa merasakan hal yang sama seperti wisudawan lainnya, untuk merayakan kelulusannya. ‘Terima kasih UKDW telah memberikan kesempatan bagi setiap kami, termasuk saya sebagai disabilitas, untuk dapat menunjukkan prestasi dan kemampuan, serta kemauan saya untuk terus belajar,” pungkasnya. [mpk]
Tak ada alasan bagi seorang disabilitas untuk tidak melanjutkan studi. Meskipun kondisi mengharuskannya untuk menggunakan kursi roda sejak kecil, tidak menyurutkan tekad Trifena Katrina untuk bermimpi dan menimba ilmu. Trifena Katrina berharap, di kemudian hari ilmu yang dia miliki nanti bisa diberikan bagi orang banyak supaya bermanfaat.
Fena, sapaan akrabnya, menuturkan ia mengenal UKDW dari kakaknya yang merupakan alumnus Sistem Informasi UKDW. Sejak awal, Fena memang sudah tertarik dengan bidang teknologi informasi. Setelah mendengar testimoni dan melihat keberhasilan sang kakak, Fena pun mantap menempuh pendidikan tinggi di Prodi Sistem Informasi UKDW.
“Alasan utama saya memilih UKDW adalah cerita dari kakak saya mengenai UKDW. Kakak sering bercerita tentang lingkungan kampus dan perkuliahan yang menyenangkan. Dimana mata kuliah yang diberikan bisa menjadi bekal untuk menghadapi dunia kerja,” tuturnya.
Fena menyampaikan jika UKDW memiliki fasilitas yang memadai dan mendukung proses belajar mahasiswa. Lokasi di kampus juga memudahkan dan memberi akses yang sangat baik bagi mahasiswa dengan disabilitas. “Proses pembelajaran di UKDW terasa menyenangkan. Saya merasakan hubungan yang hangat, baik itu dengan dosen maupun teman-teman. Selama kuliah di UKDW, saya tidak pernah sendirian, selalu punya teman yang menemani. Setiap mahasiswa benar-benar menunjukkan kasih seperti yang ditanamkan ketika masuk ke UKDW pertama kali,” paparnya.
Fena bercerita, ia menggunakan kursi roda sejak kecil. Saat itu, Fena mengalami demam tinggi yang berakibat cukup fatal. Setelah melewati proses pengobatan, Fena memutuskan untuk menggunakan alat bantu saat masuk SMP. Meskipun harus menggunakan kursi roda, tidak menyurutkan tekadnya untuk bermimpi dan melanjutkan pendidikan. Meski dalam kondisi demikian, Fena tak pernah sedikitpun merasa minder belajar bersama dengan teman-teman kuliahnya di UKDW. Bahkan ia juga aktif berorganisasi dan mengikuti kepanitiaan di lingkungan kampus.
“Saya juga senang mengikuti berbagai perlombaan. Pada tahun 2022, saya berhasil menjadi Juara 2 dalam kompetisi TBIG Youth Changemaker. Selain itu, saya juga menjadi salah satu pemenang Scranton Essay Contest dan mendapatkan beasiswa Scranton selama 2 tahun,” terangnya.
Meski memiliki keterbatasan, hal tersebut tidak mengalahkan semangat Fena untuk berprestasi dan lulus tepat waktu, bahkan ia berhasil lulus dengan IPK 3,88 dengan predikat Cumlaude. Ia membuktikan, dengan semangat dan tekad yang kuat, kondisi fisik tidak akan menghalangi langkahnya untuk maju dan berkembang. Fena membuktikan dirinya bisa menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, dengan menjadi salah satu lulusan terbaik dan tercepat dari program studinya.
“Ke depannya saya punya mimpi untuk dapat terus berupaya dan bekerja keras khususnya di bidang IT. Saya harap dengan kehadiran dan kontribusi saya di dunia kerja Indonesia, dapat menjadi salah satu peluang yang muncul dan memberi jalan bagi banyak orang di luar sana,” ungkapnya.
Fena pun mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada UKDW yang memberikan kesempatan padanya untuk naik ke podium menggunakan kursi rodanya. Sehingga ia bisa merasakan hal yang sama seperti wisudawan lainnya, untuk merayakan kelulusannya. ‘Terima kasih UKDW telah memberikan kesempatan bagi setiap kami, termasuk saya sebagai disabilitas, untuk dapat menunjukkan prestasi dan kemampuan, serta kemauan saya untuk terus belajar,” pungkasnya. [mpk]