Penemuan terbesar sepanjang masa adalah saat seseorang bisa mengubah masa depannya hanya dengan mengubah sikapnya saat ini, demikian diungkapkan oleh Oprah Winfrey. Memaknai hal tersebut, Gregorius Lunsa, mahasiswa Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) berusaha untuk mengubah masa depannya. Mengubah sikap, gaya hidup, habit, dan keadaan kita untuk sesuatu yang lebih baik merupakan tantangan tersendiri. Tak jarang kita merasa takut untuk mencoba hal baru. Namun, untuk dapat mengubah masa depan atau memulai perjalanan yang baru diperlukan keberanian dalam melangkah.
Berawal dari ketertarikannya di bidang seni dan kreatif, mahasiswa kelahiran Pelimping, Kalimantan Barat yang akrab dipanggil Ego ini mencari tahu lebih dalam tentang Desain Produk UKDW. Ia pun memutuskan untuk mengikuti kompetisi beasiswa di mana ia harus bersaing dengan siswa-siswi se-Indonesia dalam mendapatkan beasiswa studi S1. Ego akhirnya keluar sebagai salah satu penerima beasiswa OSC yang mengawali perjalanannya di Desain Produk UKDW.
Ego dibesarkan oleh orang tua yang selalu mendukung dan memberikan motivasi padanya untuk tidak takut melangkah meskipun jalan yang dilalui tidak mudah. Perjalanan untuk mendapatkan beasiswa dan belajar di jurusan yang diinginkan tentu membutuhkan banyak usaha dan kerja keras. Ego harus melalui tiga tahapan untuk mendapatkan beasiswa, mulai dari tahap seleksi online, tahap seleksi berkas, sampai pada tahap wawancara dan Tes IQ.
Berbekal tekad dan keinginan, Ego berangkat ke Jakarta bersama ayahnya untuk mengikuti tahapan akhir seleksi. “Pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di luar pulau adalah hal yang sangat berkesan bagi saya, apalagi di ibu kota negara Indonesia. Rasa takut dan minder selalu terbayang selama mengikuti tes wawancara dan tes IQ. Puji Tuhan saya lolos dan menerima beasiswa S1 di program studi Desain Produk di UKDW,” ujar Ego. Segala perjuangannya pun terbayar manis dengan keberhasilan meraih beasiswa untuk mengenyam pendidikan di jurusan yang dia inginkan.
Memasuki tahun pertama, Ego tidak hanya aktif mengikuti perkuliahan di dalam kelas, namun juga berpartisipasi di organisasi kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa Desain Produk (HMDP). Saat itu Ego bergabung sebagai koordinator Divisi Keprofesian. Dalam kondisi pandemi, diakuinya bahwa dinamika yang terjadi sangat minim. Meskipun demikian, Ego memutuskan untuk melanjutkan berorganisasi di HMDP, bahkan ia mengambil peran sebagai ketua. Langkah tersebut diambilnya sebagai bentuk dedikasi pada Prodi Desain Produk dan sesama mahasiswa.
Selain kesibukannya di HMDP UKDW, Ego juga berpartisipasi dalam berbagai kompetisi desain. Beberapa di antaranya adalah Bharatika Creative Design Festival, Indonesia Footwear Design Competition (IFCC), TBIG Youth Change Maker, dan MBKM Wirausaha Desain Kampus Merdeka. Dari beberapa kompetisi yang diikuti, menurut Ego yang paling berkesan adalah saat ia mengikuti IFCC 2022. Kompetisi ini adalah kompetisi desain sepatu tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia di bawah naungan Kemenperin. “Saya menantikannya sejak awal masuk kuliah di tahun 2020, namun karena skill yang saat itu belum memadai, saya menunggu hingga tahun 2022 dan mendaftarkan pada tahun tersebut,” ungkap Ego.
Karena saat itu Ego menjabat sebagai ketua HMDP UKDW, kesempatan yang baik ini ia manfaatkan untuk mengajak teman-teman Desain Produk lainnya agar bisa bersiap dan belajar bersama untuk mengikuti kompetisi IFCC 2022 ini. Ego dan teman-teman pengurus di HMDP membuat program mentoring desain sepatu yang dibantu oleh kakak angkatan yang sudah berpengalaman di IFCC dan industri sepatu serta didukung oleh Kaprodi)Desain Produk UKDW, Kristian Oentoro, M.Ds. Program mentoring ini dilakukan sejak Maret hingga Juni 2022. “Puji Tuhan saya mampu lolos hingga final di dua kategori lomba dan satu teman kami mampu meraih juara 2,” ungkap Ego.
Ego menerima penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi UKDW karena prestasinya di bidang akademik maupun non akademik. Ia berpendapat bahwa membangun support system yang baik dengan teman, senior, dan dosen akan membuat mahasiswa termotivasi untuk terus belajar, berkembang, dan memberikan yang terbaik. Selain itu, kemampuan untuk memetakan prioritas juga tak kalah penting. “Kerjakan dahulu tanggung jawab seperti tugas kuliah dan urusan organisasi, kemudian kerjakan hal-hal lain seperti mengerjakan proyek lomba. Dengan begitu kita tidak melalaikan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa,” ungkap Ego.
Ia juga berbagi tips kepada sesama mahasiswa untuk bisa berkembang dan berprestasi, yaitu dengan mengenali kapasitas dan kemampuan diri dan memanfaatkan sosial media seperti Instagram untuk mendapatkan info-info lomba dan mendapatkan inspirasi dalam berkarya. “Kurangi main game, ganti dengan karya. Dan yang terakhir mengetahui batasan pergaulan agar tidak menjadi lingkungan yang toxic untuk kita berkembang,” tambahnya.
Selama berkuliah di UKDW Ego merasa senang dan nyaman karena dosen-dosen yang baik dan lingkungan yang mendukung. Setelah lulus dari UKDW, Ego ingin memperbanyak pengalaman dan mengasah kemampuannya dengan bekerja di sektor usaha yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Ia juga memiliki cita-cita untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam bidang desain produk, terutama di daerah asalnya, yaitu di Kalimantan.
Ego pun mengungkapkan rasa terima kasih dan harapannya kepada UKDW, “Terima kasih banyak atas apresiasi yang diberikan. Wadahi dan dukung setiap mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan yang ingin berkembang di dalam UKDW. UKDW berdaya karena mahasiswa, mahasiswa berkarya untuk UKDW. Bisa belajar bisa!” [Maria Graciela]