“Kreatif dan Inovatif Mengembangkan Duta Wacana yang Inspiratif” menjadi tema yang diangkat dalam perayaan Dies Natalis ke-56 Duta Wacana. Ibadah dan Upacara Dies Natalis diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober 2018 di Auditorium Koinonia sejak pukul 07.30 hingga pukul 12.00. Rangkaian perayaan Dies Natalis tahun ini telah berlangsung sejak bulan September dan berakhir pada November 2018. Berbagai acara seperti National Essay Writing Contest, Pelatihan Membuat Bunga Akrilik, Duta Wacana English Competition, Gelar Budaya, Family Gathering, serta berbagai seminar telah berlangsung dengan lancar dan meriah.
Rangkaian perayaan Dies Natalis yang berpuncak pada Ibadah dan Upacara menjadi perwujudan syukur serta momen untuk melihat perjalanan Duta Wacana selama satu tahun, sekaligus menyiapkan perjuangan untuk tahun-tahun selanjutnya. Ibadah syukur berjalan dengan meriah sekaligus khidmat, karena khotbah dibawakan oleh Pdt. Hariyanto, S.Pd., M.Div. dari Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) dan diiringi alunan musik khas Sumatera Utara. Tak ketinggalan, dekorasi rumah adat Sumatera Utara yang berdiri megah di panggung auditorium memperkuat suasana Sumatera yang ingin dihadirkan oleh Fakultas Arsitektur dan Desain sebagai panitia utama Dies Natalis ke-56 Duta Wacana.
Bacaan yang diambil dari kisah mengenai Yesus yang menyuruh Simon Petrus untuk menebar jala ketika sudah berusaha semalaman dan tidak mendapat satupun ikan menjadi inspirasi sekaligus gambaran yang tepat untuk tema besar Dies Natalis Duta Wacana tahun ini. Pdt. Hariyanto menyampaikan bahwa kreatif dan inovatif berarti mengajarkan sekaligus melakukan sesuatu yang sudah dipahami dan dilakukan dalam kehidupannya, tidak hanya memaparkan teori dan konsep. Semangat pantang menyerah juga menjadi bagian dari sikap kreatif dan inovatif. Meskipun Petrus dan kawan-kawannya sudah mencoba berulang kali untuk mendapatkan ikan, mereka masih mau mencoba ketika Yesus memberi perintah untuk sekali lagi menebar jala di sisi perahu. Tidak hanya itu, sikap untuk mau bekerja sama dengan orang lain juga penting dilakukan, seperti UKDW yang telah bekerja sama dengan banyak pihak untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan supaya hasilnya menjadi berkat bagi banyak orang.
Perayaan Dies Natalis senantiasa hadir dengan logo yang menarik sekaligus mengandung makna tersendiri. Pada tahun ini, logo Dies Natalis dibuat oleh Marcellino Aditya Mahendra, S.Ds. dari Program Studi Desain Produk. Angka 56 yang menjadi penanda umur Duta Wacana pada tahun ini direpresentasikan melalui konfigurasi angka lima dan enam yang menyatu, dengan warna oranye sebagai perlambang warna khas UKDW dan biru muda sebagai perlambang warna Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW. Selain itu, tampak pula siluet jaring yang melambangkan jalinan perilaku, tindakan, serta cara berpikir sivitas akademika UKDW yang kreatif dan inovatif dalam upaya mewujudkan Duta Wacana yang inspiratif. Jika diperhatikan lebih saksama, terdapat simpul atau ikatan pada jaring yang melambangkan jumlah fakultas yang ada di UKDW.
Memasuki bagian upacara, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. menyampaikan laporan perkembangan UKDW dalam rentang waktu 1 November 2017 hingga 31 Oktober 2018. Sebanyak 1.244 mahasiswa baru yang terdiri dari 1.088 mahasiswa program sarjana, 101 mahasiswa program profesi dokter, dan 55 mahasiswa pascasarjana membuat jumlah mahasiswa aktif pada semester gasal 2018/2019 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan jumlah mahasiswa baru tersebut menunjukkan bahwa minat dan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas akademik UKDW yang ditunjukkan oleh status akreditasi institusi dan berbagai program studi yang menjadi lebih baik.
Selanjutnya, pembangunan Ruang Seminar Didaktos (sebelumya ruang kuliah D.3.2-D.3.3), pembangunan kantor Centrino (Centre of Entrepreneurship and Innovation), relokasi kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) ke Gedung Agape lantai dasar, serta sarana dan prasarana lainnya menjadi bukti penataan fisik di dalam kampus untuk meningkatkan kenyamanan mahasiswa dan dosen dalam menggunakan berbagai fasilitas di kampus UKDW.
Dalam upaya untuk lebih mengembangkan kecintaan dan apresiasi mahasiswa UKDW terhadap seni dan budaya nusantara, Gelar Budaya 2018 dengan tema “Adat Sama Dipikul, Budaya Sama Dijinjing” telah diselenggarakan pada tanggal 1-3 Oktober 2018. Selain itu, sebagai ajang untuk mencari bibit unggul di bidang olahraga, Rektor Cup 2018 yang berlangsung pada 15-29 September 2018 mempertandingkan cabang olahraga futsal, basket, bulu tangkis, tenis meja, dan catur. Mengakhiri laporan perkembangan yang disampaikannya, Henry berharap supaya seluruh dosen, karyawan, mahasiswa, serta alumni UKDW mampu menjaga komitmen dan panggilannya untuk menjadi “utusan firman” bagi masyarakat sekitar bahkan bagi dunia.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA. Selaku Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V DIY. Beliau mengapresiasi UKDW pada sisi penerimaan mahasiswa baru yang memperhitungkan daya tampung. Dalam hal penerimaan mahasiswa baru, yang perlu diperhatikan adalah adanya peningkatan degree of competition atau peningkatan syarat masuk. Dengan demikian, terjadi peningkatan kualitas internal yang akan berdampak pada terjaganya mutu sebuah institusi pendidikan. Bambang berpesan supaya dalam mendidik mahasiswa, UKDW melaksanakan pendidikan yang ‘memanusiakan manusia. Artinya, tidak hanya mendidik supaya mahasiswa menjadi pintar, tetapi juga menjadi pribadi yang memiliki karakter. Karakter yang diharapkan ada pada mahasiswa UKDW adalah karakter moral berupa kejujuran, serta karakter kerja berupa semangat untuk berjuang serta semangat untuk bekerja keras sekaligus bekerja cerdas.
Prof. Christantius Dwiatmadja, S.E., M.E., Ph.D. selaku Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Duta Wacana selanjutnya memberikan sambutan sekaligus penghargaan kepada tiga belas pegawai UKDW dengan masa bakti 25 tahun dan dua pegawai berprestasi. Selanjutnya, orasi ilmiah dengan topik “Kreatif dan Inovatif Mewujudkan Duta Wacana yang Inspiratif” dibawakan oleh A.C. Mahendra K. Datu, M.A., Ph.D. Beliau memberi paparan bahwa menjadi kreatif adalah sesuatu yang sudah ditanamkan Sang Pencipta dalam diri kita masing-masing. Sebagai institusi pendidikan yang kreatif dan inovatif, UKDW hendaknya mendidik setiap mahasiswa supaya memiliki ‘keunikan’ masing-masing.
“UKDW sudah 56 tahun membantu mendidik masyarakat tak hanya di Yogyakarta untuk bertumbuh menjadi para profesional di bidangnya. Bila ditilik ke belakang, selama 56 tahun ini, buah-buah baik apa saja yang sudah dihasilkan, dan benih-benih apa yang ke depan akan ditabur?”, kata Mahendra. Menurutnya, menjadi inovatif sebenarnya hanya memerlukan tiga hal, yaitu rasa ingin tahu, imajinasi, dan yang paling penting adalah punya masalah yang besar sekali. Bermodalkan tiga hal tersebut, masalah-masalah yang ada di sekitar kita dapat terselesaikan melalui inovasi yang dibuat. Pada akhirnya, komitmen untuk setia menjaga api supaya tetap menyala diperlukan agar inovasi bukan hanya sesuatu yang ada karena dipaksakan, tetapi menjadi kebiasaan positif semua sivitas akademika.
Sementara rangkaian kegiatan di Auditorium Koinonia telah usai, seluruh rangkaian Ibadah dan Upacara Dies Natalis ke-56 Duta Wacana pada hari tersebut diakhiri dengan peresmian Ruang Seminar Didaktos yang berada di Gedung Didaktos lantai tiga. Ruang kuliah dengan kapasitas 165 tempat duduk tersebut nantinya akan digunakan untuk kuliah umum, seminar, dan kegiatan lain yang membutuhkan ruang dengan kapasitas besar. (rap)