Tim mahasiswa Program Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil meraih Juara 2 dalam ajang SPARK Telkomsel 2025 – Datathon Competition. Scientific Performance And Research Knowledge (SPARK) Telkomsel 2025 – Datathon Competition merupakan kompetisi yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Elektroteknik Institut Teknologi Bandung (HME ITB) dengan dukungan dari Ikatan Alumni Elektro ITB (IAE ITB), PT Bangunindo Teknusa Jaya, Google, dan Telkomsel.
Kompetisi ini diikuti oleh 768 peserta yang terbagi dalam 218 kelompok dari 41 universitas swasta dan 53 universitas negeri yang tersebar dari seluruh indonesia. Hadir sebagai wadah inovasi teknologi yang mendorong pengembangan solusi berbasis teknologi digital, khususnya di bidang kecerdasan buatan, dengan fokus pada penyelesaian permasalahan umum melalui pemanfaatan data secara optimal. Ajang ini tidak hanya mencari teknologi yang canggih, tetapi juga menitikberatkan pada solusi yang mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.
Tim mahasiswa UKDW yang berhasil menjadi Juara 2 dalam ajang tersebut mengembangkan sebuah aplikasi untuk membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi kerja tenaga pengkodean ICD-10 di Indonesia. Sebuah sistem penggolongan penyakit dan masalah kesehatan yang disusun berdasarkan sistem kategori. Adapun tim tersebut terdiri dari Nicholas Tanugroho, Andi Putrayana, dan Angela Sekar Widelia.
Nicholas menyebutkan saat ini, Indonesia menghadapi tantangan berupa kekurangan SDM pengkodean ICD-10, hasil pengkodean yang kurang lengkap, serta kurangnya pedoman dalam penggunaan istilah medis terutama ICD-10 ini. Padahal, kode ICD-10 memegang peranan penting dalam proses klaim BPJS Kesehatan dan rujukan pasien ke spesialis. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menargetkan pelatihan bagi 1800 tenaga pengkodean klinis pada tahun 2025 ini.
“Oleh karena itu, kami mengembangkan solusi berbasis artificial intelligence (AI) yang inovatif dan implementatif untuk membantu usaha pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga pengkodean klinis. Dalam pengembangan solusi ini, peserta juga diwajibkan untuk memanfaatkan platform Bliv yang dikembangkan oleh PT Bangunindo Teknusa Jaya dan Vertex AI oleh Google Cloud,” terangnya.
Andi mengatakan kompetisi tersebut diawali dengan pengumpulan proposal ide pada tanggal 17 Desember 2024 hingga 9 Januari 2025. Delapan tim terbaik yang lolos ke babak final mendapatkan kesempatan untuk menghadiri sesi mentoring oleh PT Bangunindo Teknusa Jaya dan Google Cloud Indonesia untuk mendukung implementasi dalam pengerjaan karya peserta. Babak final dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2025 di Aula Timur ITB, yang mencakup presentasi final dan pameran hasil karya masing-masing peserta.
Angela menambahkan selain berkompetisi dan memperdalam ilmu di bidang machine learning, tim FTI UKDW juga mendapat pengalaman berharga yang tak terlupakan dan serta kesempatan untuk memperluas jaringan profesional. “Kami berharap pengalaman ini dapat mendorong antusiasme mahasiswa UKDW untuk lebih aktif terlibat dalam kompetisi di masa depan, sekaligus meningkatkan citra universitas sebagai institusi yang mendukung pengembangan inovasi teknologi dan kompetensi mahasiswa,” pungkasnya. [angela]