Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogkakarta meluncurkan Unit Layanan Disabilitas (ULD) pada hari Senin, 11 November 2024 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono. Peluncuran ULD ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi mahasiswa penyandang disabilitas, memastikan mereka memiliki akses pendidikan yang setara dan berkeadilan.
Dr. Fransisca Endang Lestariningsih., M.Hum., selaku Ketua Pelaksana Tim Ad Hoc Pembentukan dan Penguatan ULD, memberikan laporan perkembangan pembentukan ULD di UKDW. Endang menjelaskan bahwa UKDW saat ini berada pada tahap skema 1 dalam pembentukan ULD, dengan harapan pada tahun 2025 dapat melanjutkan ke skema 2 yang lebih menyeluruh. Dalam tahap ini, ULD telah menyelesaikan monev pertama dengan empat luaran utama, termasuk di antaranya adalah kegiatan asesmen mahasiswa penyandang disabilitas, serta studi banding ke Universitas Brawijaya untuk mempelajari praktik terbaik dalam pengelolaan layanan disabilitas di perguruan tinggi. Selain itu, Endang juga menyampaikan visi dan misi ULD yang dirancang untuk dapat bersinergi dengan seluruh unit kerja di UKDW, menjadikan ULD sebagai wadah yang mendukung inklusivitas di kampus secara menyeluruh.
Rektor UKDW, Dr. -Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. meresmikan ULD secara simbolis dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya, Wiyatiningsih menyampaikan bahwa ULD akan mulai aktif beroperasi pada bulan Januari 2025. Sebagai simbol komitmen, Rektor UKDW menyerahkan SK pembentukan tim ULD dan menyematkan pin kepada perwakilan tim, menandai langkah awal UKDW dalam menyediakan layanan yang lebih inklusif.
“Berbagai persiapan telah dilakukan, termasuk mencari lokasi ruangan yang berdekatan dengan Unit Admisi dan Promosi untuk memudahkan akses bagi mahasiswa maupun calon mahasiswa difabel. Proses rekrutmen untuk mencari anggota tim ULD dari lingkungan UKDW juga sedang berlangsung,” ungkapnya.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh salah satu mahasiswa Prodi Studi Humanitas, Rizki Nurjanah, yang mengangkat tema keresahan terhadap kondisi pendidikan di Indonesia. Puisi ini memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya pendidikan yang inklusif dan adil bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
Bagian utama sosialisasi ULD disampaikan oleh Dr. Asep Jahidin, M.Si., Ketua Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga, yang hadir sebagai pembicara. Asep menekankan bahwa konsep ULD sangat sesuai dengan nilai UKDW untuk melayani dunia, karena layanan ini menjawab kebutuhan mahasiswa difabel secara langsung. Ia menggarisbawahi bahwa perjalanan menuju kampus inklusif adalah sebuah proses tanpa akhir yang memerlukan komitmen jangka panjang. Hambatan terbesar dalam menyediakan layanan ini, menurut Asep, adalah tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk memfasilitasi mahasiswa difabel, sehingga perguruan tinggi harus siap sedia dalam segala aspek.
ULD UKDW memiliki program kerja utama yang akan dilaksanakan sesuai roadmap hingga 2029. Program ini meliputi penguatan tim pendukung melalui rekrutmen staf pendamping, mahasiswa buddy, dan konselor, serta penyesuaian fasilitas kampus agar ramah bagi mahasiswa difabel. ULD juga sedang menyusun SOP yang memastikan pelayanan berkualitas bagi seluruh mahasiswa difabel, terutama bagi mahasiswa baru yang akan mulai kuliah pada tahun 2025.
Pembentukan ULD UKDW ini terinspirasi dari Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga, yang telah sukses menciptakan lingkungan kampus yang inklusif. Dengan prinsip equity, ULD menekankan pentingnya penyediaan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan individu mahasiswa. Prinsip ini memungkinkan mahasiswa penyandang disabilitas untuk mencapai prestasi yang sama dengan rekan-rekan mereka di lingkungan yang setara.
Peresmian ULD ini menjadi langkah penting bagi UKDW dalam membangun kampus yang inklusif dan ramah bagi semua. Keberadaan ULD diharapkan tidak hanya memudahkan mahasiswa difabel untuk belajar dan berprestasi, tetapi juga memperkuat komitmen UKDW dalam mendukung pendidikan yang berkeadilan dan inklusif di Indonesia. [Vio]