Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menerima kunjungan perwakilan pimpinan Kemantren Kotagede, Yogyakarta pada hari Jumat, 4 Oktober 2024. Dengan tujuan mempererat dan intensifikasi kerja sama, Kemantren Kotagede yang diwakili oleh Isniyarti Wuri Putranti, SIP, MPA selaku Kepala Jawatan Kemakmuran Kemantren Kotagede dan Kudup Nawangsasi, SP selaku Mantri Anom Kemantren Kotagede melakukan diskusi terarah dengan pimpinan UKDW. Hadir pula pada diskusi ini Rektor UKDW Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., Kepala LPPM, Dr. Freddy M. R. Nainggolan, S.T., M.T., IAI., Ketua Prodi (Kaprodi) Sistem Informasi Halim B. Santoso, Ph.D., Kaprodi Desain Produk Winta T. Satwikasanti, Ph.D., Kepala Biro Kerjasama dan Relasi Publik, Dr. Phil. Lucia D. Krisnawati dan Kristian Oentoro, S.Ds. M.Ds. selaku Dosen Desain Produk.
Dalam sambutannya, Rektor UKDW menyampaikan, “Kemantren Kotagede menjadi sangat istimewa karena menjadi laboratorium hidup bagi UKDW. Beberapa kajian telah dilakukan bersama dengan Kampung Purbayan Kotagede. Monggo saja jika dilanjutkan untuk lebih teknis dan spesifik untuk permasalahan terkait desain dan sistem informasi”. Selanjutnya, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. menjelaskan tentang beberapa pusat studi terkait Pusat Studi Multidisipliner yang ada di UKDW seperti Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusif serta Pusat Studi Centre for Disaster Risk Management and Sustainable Development.
Menanggapi sambutan Rektor, Kudup Nawangsari menyatakan rasa syukur dan terima kasihnya bisa melanjutkan kolaborasi bersama UKDW. “Percaya atau tidak, Kamwis Purbayan bisa masuk 100 besar karena ada andil mahasiswa KKN UKDW. Beberapa elemen lomba adalah karya anak-anak UKDW. Kami tinggal motret dan upload saja,” lanjutnya. Dia berharap kolaborasi ini akan membuahkan inovasi-inovasi yang sangat berarti, khususnya untuk inovasi Teko Perakku.
Isniyati menjelaskan latar belakang peningkatan kolaborasi dengan UKDW yang didorong oleh permasalahan yang dihadapi Kotagede sebagai kota pengrajin perak. “Beberapa masalah yang dihadapi di Kotagede adalah masalah klasik seperti mahalnya harga bahan dasar perak, daya saing yang terus melemah sehingga menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK),” terangnya. Dia menambahkan bahwa PHK ini menyebabkan juga putusnya keterampilan generasi dan alih jalur profesi. Kekhawatiran tentang keberlangsungan Kotagede sebagai pusat kerajinan perak bisa pudar dan hilang jika permasalahan ini tidak segera ditanggani. Untuk itulah Isni menyatakan perlunya memperdalam kerjasama dengan UKDW yang telah membuahkan hasil dan menginsipirasi inovasi.
Selama ini Kotagede telah bekerjasama dengan Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) untuk menginisiasi Kampung Wisata, penerjunan mahasiswa KKN, serta riset. Salah satu dosen Desain Produk, Kristian Oentoro, yang saat ini sedang menempuh studi S3, menyatakan, “Kotagede adalah living lab UKDW riset saya”. Disertasi Kristian yang mengambil topik seputar “Kolaborasi Desain Kriya yang Berkelanjutan di Kampung Wisata” terkait erat dengan para pengrajin perak di Kotagede. “Semoga kolaborasi ini mampu menumbuhkan semangat dan daya saing para pengrajin perak di Kotagede sehingga mereka bukan sekedar menjual namun mampu membuat identitas produk mereka,” tegasnya saat menutup pertemuan ini.