Dosen merupakan salah satu unsur utama dalam sistem pendidikan tinggi, selain mahasiswa dan tenaga kependidikan lainnya. Dosen memiliki peran dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Peran dosen dalam perguruan tinggi sangatlah penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan tinggi, yaitu menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang akademik dan non-akademik, serta mampu berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu, peran dosen di perguruan tinggi harus terus dioptimalkan agar dapat menghasilkan lulusan yang unggul dan mampu berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara.
Christmastuti Nur, S.Ds., M.Ds. merupakan seorang dosen di Program Studi (Prodi) Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Christmas, begitu ia akrab dipanggil, merupakan salah satu tenaga pengajar yang memiliki beberapa prestasi dan dedikasi di bidang desain produk. Ia telah menjadi bagian dari sivitas akademika UKDW sejak dari tahun 2013. Christmas sempat mengelak dari panggilan hidup sebagai pengajar dengan memilih berkarir sebagai praktisi di bidang Desain Produk selama lima tahun di perusahaan, akan tetapi akhirnya ia memutuskan untuk melihat peluang karir sebagai dosen Prodi Desain Produk UKDW. “Ada beberapa momen dan fase yang membuat saya berubah pikiran dan akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke daerah asal saya yaitu Klaten dan melihat peluang karir sebagai dosen di Prodi Desain Produk UKDW. Pada tahun 2013, UKDW merupakan kampus pertama dan satu-satunya di Yogyakarta yang memiliki program studi Desain Produk sesuai latar belakang pendidikan saya,” ungkapnya.
Christmas menempuh pendidikan S1 Desain Produk di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan kemudian melanjutkan pendidikan S2 Magister Desain di kampus yang sama (ITB). Pada saat menempuh pendidikan S2, ia membuat penelitian tesis tentang “Aplikasi Anyaman dari Pemanfaatan Limbah Tandan Pisang sebagai Alternatif Material Produk”. Penelitian tesis tersebutlah yang menjadi permulaan Christmas menekuni bidang bio-based material. Saat ini Christmas sedang mempersiapkan diri menempuh studi S3 di bidang yang sama. Salah satu penelitiannya terkait bidang ini adalah desain panel peredam suara dari limbah kulit telur dan ampas teh.
Christmas juga pernah mengikuti berbagai program pameran desain bergengsi, salah satunya adalah “Program Altermatter 2.0.” yang merupakan project kolaborasi antara desainer Indonesia dengan desainer Skotlandia, yang berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober 2023. AlterMatter adalah program residensi kolaboratif bagi peneliti material, desainer, praktisi di Indonesia dan Skotlandia yang antusias mengembangkan dan menguji material alternatif dan desain sirkular untuk diaplikasikan pada desain dan produk kerajinan. Program ini diselenggarakan oleh British Council, CAST Foundation, Playo, dan Applied Arts Scotland. Pada keikutsertaannya di program Altermatter 2.0, ia terpilih melalui proses seleksi yang kompetitif sebagai salah satu dari lima orang delegasi desainer asal Indonesia. Christmas mengaku sangat antusias mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan Rebecca Wilson, seorang desainer perhiasan dan ahli keramik dari Skotlandia, yang juga merupakan pemilik brand @eatme_keepme.
Project kolaborasi dengan Rebecca Wilson berjudul “the 20-Minute Neighbourhood” merupakan sebuah inisiatif yang mengajak para desainer, seniman, craft makers, dan siapapun untuk memanfaatkan bahan-bahan tak berguna mulai dari yang terdekat dengan kita, atau sejauh yang bisa kita tempuh dengan berjalan selama 20 menit. Hasil karya dari project kolaborasi tersebut dipamerkan pada tanggal 25 November 2023 di Museum Macan (Modern and Contemporary Art in Nusantara), Jakarta.
Dalam project ini Christmas mengawalinya dengan mendesain satu set perhiasan (set of statement jewellery) dengan inspirasi dari budaya dan tradisi lokal Indonesia. Keunikan dari hasil mendesain satu set perhiasan tersebut yaitu perhiasannya terbuat dari sampah kulit terluar yang dikumpulkan dari pedagang lokal sekitar. “Saya sendiri mengumpulkan kulit telur dari kafetaria UKDW, pasar, dan pedagang martabak. Selain itu kami juga memanfaatkan sisa-sisa potongan perak dari studio perhiasan serta wadah biskuit bekas sebagai cetakan,” paparnya.
Desain perhiasan ini menjadi salah satu karya program Altermatter Vol. 02 yang berkesempatan untuk dipamerkan dalam kunjungan Duke of Edinburgh di Museum MACAN Jakarta. Dalam kesempatan berbincang secara langsung dengan Prince Edward, Dominic Jermey (the British Ambassador to Indonesia), serta Summer Xia (British Council’s Southeast Asia Director and Country Director for Indonesia), Christmas mendapatkan apresiasi karena gagasan di balik karya desain yang menaruh perhatian lebih pada isu global seperti keberlanjutan lingkungan (sustainability) dan perubahan iklim (climate change).
Keikutsertaan dalam program tersebut sangat membantu Christmas dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan desain produk. “Saya berharap mahasiswa dan alumni UKDW yang tertarik menekuni bidang alternatif material dan desain produk dapat mendaftar pada kesempatan serupa karena melalui program semacam ini, kita tidak hanya berkolaborasi tapi juga berjejaring, yang akan membuka banyak kesempatan dan peluang baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bekerjasama dengan desainer lain yang beragam pengalaman dan perspektifnya juga akan memunculkan kebaruan dalam memecahkan masalah yang kontekstual dengan lingkungan kita masing-masing. Secara pribadi, keikutsertaan dalam program seperti ini dapat membantu mengembangkan diri dan memperjelas arah minat saya. Melalui program ini, terbuka peluang bagi saya untuk mengadakan bio-based material workshop and talkshow pada event bergengsi seperti ICAD (Indonesian Contemporary of Art and Design) Exhibition 2023 yang lalu. Bahkan, saat ini kami sedang menjajaki kemungkinan melakukan riset bersama peneliti dan akademisi dari salah satu kampus di Skotlandia,” tuturnya.
Pengalaman dan perjalanan dalam mengikuti pameran desain bergengsi tersebut tidak serta merta mudah Christmas dapatkan begitu saja. UKDW terlebih khusus Prodi Desain Produk merupakan salah satu tempat yang telah membuatnya menemukan kembali semangat untuk mempelajari lebih dalam mengenai desain produk. “Berkat lingkungan rekan kerja yang suportif dan kekeluargaan yang erat di Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW inilah saya menemukan kembali semangat untuk mempelajari lebih dalam mengenai desain produk yang ternyata lebih menarik dari yang saya pelajari sebelumnya di bangku kuliah,” ungkapnya.
Prodi Desain Produk UKDW sendiri memiliki keunikan dalam mengembangkan kemampuan desain produk melalui Keilmuan Desain Produk yang dikembangkan di laboratorium. Ada lima laboratorium di Prodi Desain Produk UKDW diantaranya Lab. Rekayasa Material, Lab. Desain Inklusif, Lab. Kewirausahaan, Lab. Budaya dan Kerajinan, serta Lab Perancangan. Christmas sendiri merupakan anggota Lab. Rekayasa Material. Banyak mata kuliah yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk kunjungan ke industri dan perajin sehingga banyak peluang untuk belajar praktik langsung dari ahlinya.
Selain itu di UKDW, ada banyak kesempatan untuk mengembangkan diri misalnya program student exchange (pertukaran pelajar), program wirausaha desain, program magang di industri, dan program KKN Tematik. Sebagai dosen pengajar di Prodi Desain Produk UKDW, Christmas memiliki pengalaman yang berkesan selama mengajar “Pengalaman yang membuat saya terkesan selama menjadi dosen di UKDW adalah UKDW memiliki relasi dosen dan mahasiswa terkhusus di Prodi Despro UKDW yang kuat, dosen selalu hadir ketika kuliah dan menggunakan waktu kuliah dengan efektif, dosen terlibat aktif dalam mendampingi mahasiswa, serta metode pembelajaran yang sangat variatif. Hal tersebut berbeda ketika saya kuliah dulu,” ungkapnya. [filipus]