Himpunan Mahasiswa Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (HMDP UKDW) kembali menggelar Gelar Desain (GEDE) pada tanggal 4-5 November 2023 di Gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta. GEDE merupakan wadah mahasiswa mencari jati diri sebagai calon desainer untuk menjawab permasalahan yang benar-benar ada di lingkungan sekitar dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di sekitar Yogyakarta baik dalam keterampilan perajin, material, serta menggali ide dari alam dan budaya Nusantara dengan menggabungkan kebutuhan fungsi dari calon pengguna. PDIN sebagai wadah penghubung di dunia desain dan arsitektur memungkinkan mahasiswa untuk memperluas relasi dengan para desainer dan perusahaan untuk kesempatan kolaborasi lebih lanjut maupun membangun ekosistem desain produk di Indonesia.
Winta Tridhatu Satwikasanti, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Desain Produk UKDW menjelaskan tema yang dipilih dalam GEDE 2023 adalah “Evolution of Design: Z-tech Odyssey”, dengan harapan pameran ini dapat mencerminkan bagaimana desain bergerak menjawab permasalahan, teknik dan proses yang berubah mengikuti perkembangan zaman di segala aspek sosial.
Terdapat karya – karya mahasiswa meliputi desain produk inklusif yang menjadi sarana bantu pengguna difabel untuk meningkatkan kemampuan motorik, kognitif, aktualisasi diri maupun aksesibilitas. Seperti ‘Saged’ sebagai sarana pembelajaran batik cap yang aman untuk pengguna difabel netra, ‘Precizio’ sarana bantu potong inklusif untuk membantu pengguna dengan kemampuan kognitif yang kurang agar bisa fokus memotong kain dengan rapi, dan wastafel lipat untuk meningkatkan aksesibilitas pengguna kursi roda dalam mencuci tangan di ruang publik.
“Isu kesehatan mental juga diusung sebagai sarana pengenalan emosi dasar bagi anak dengan mengeksplorasi secara kreatif interaksi orang tua, anak melalui produk yang interaktif. Selain itu, pengolahan material alam dan limbah menjadi berbagai produk pendukung interior hingga perhiasan juga mendominasi pameran. Contohnya adalah pemanfaatan nata de soya (turunan pengolahan kedelai) menjadi lampu yang estetik, eksplorasi limbah kaca menjadi perhiasan; eksplorasi material rokabu (rotan, kayu, bambu) menjadi furnitur; maupun eksplorasi limbah kain menjadi tas yang sesuai dengan gaya masa kini,” terangnya.
Revitalisasi budaya dalam produk fesyen, aksesoris maupun mainan anak-anak juga menjadi topik pengembangan desain. Isu sustainable living, misalnya sarana tanam sayur secara hidroponik dalam ruang dan sesuai dengan perilaku pengguna di lingkungan perkotaan hingga isu kebencanaan juga dipikirkan oleh mahasiswa. GEDE 2023 turut menampilkan berbagai karya kewirausahaan berbasis desain produk (designpreneur) sebagai luaran dari program kewirausahaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yaitu vest dari limbah jeans yang juga bisa diubah menjadi tote-bag, jam tangan berbahan limbah bonggol jagung, dompet kartu berbahan limbah kulit jagung, dan pot berbahan ampas kopi. Secara keseluruhan, lebih dari 50 produk ditampilkan dalam pameran ini.
Berbagai lokakarya juga diadakan untuk menambah keahlian masyarakat umum, seperti pengolahan limbah plastik menjadi produk baru bersama Blasu Studio, fotografi produk bersama Tosan Tri Putro, S.Sn., M.Sn. (Dosen Prodi Desain Produk UKDW), diskusi designpreneur yang menerapkan strategi berkelanjutan dalam rintisan bisnis para mahasiswa program MBKM Kewirausahaan dan diskusi mahasiswa desain produk di DIY dan Jawa Tengah.
“Isu inklusif dan sustanability menjadi perhatian UKDW saat ini yang juga menuju Sustainable Entrepreneurial Research University (SERU). Seorang desainer produk harus bisa menjadi agen pengubah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kurikulum Prodi Desain Produk UKDW senantiasa mengajak mahasiswa untuk kritis, menjawab kebutuhan sekitar yang faktual baik dengan mengkombinasikan estetika, teknologi, dan kewirausahaan secara kreatif. Mahasiswa dapat memilih fokus eksplorasi material (material-driven), kultur (cultural-based) maupun pengguna (user-centred design),” pungkas Winta Tridhatu Satwikasanti, Ph.D.