“Believe in process, it is either we win or we learn” – Kevin Kristian
World Youth Skills Day atau Hari Keterampilan Pemuda Sedunia yang dirayakan pada tanggal 15 Juli 2023 menjadi ajang bagi pemuda di seluruh dia untuk saling unjuk keterampilan yang mereka miliki. Dengan adanya World Youth Skills Day ini, diharapkan kaum muda menjadi penggerak perubahan dan melibatkan diri dalam perubahan masa depan yang berkelanjutan. Di era yang lebih maju kini, banyak pemuda yang mencoba peruntungannya dalam dunia bisnis. Salah satunya, Kevin Kristian, alumni Program Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (FTI UKDW) Yogyakarta angkatan 2010 yang telah menjadi salah satu pengusaha sukses di berbagai bidang bisnis.
Kevin mengungkapkan bahwa ketika pulang ke Indonesia setelah ia menyelesaikan sekolah menengahnya di Amerika Serikat, Kevin memilih UKDW sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan di kota kelahirannya, Yogyakarta. Kevin memilih jurusan Informatika karena memang menyukai bidang tersebut dan memang karena FTI UKDW cukup terkenal kala itu. Semasa berkuliah, Kevin cukup aktif dalam kegiatan perkuliahan. Tidak hanya rajin mengikuti kelas, Kevin kerap mengikuti lomba debat Bahasa Inggris, menjadi asisten dosen, hingga menjadi panitia di berbagai event di kampus. Kesempatan untuk mendapat pengalaman di luar negeripun tidak Kevin sia-siakan. Ketika kampus mengadakan program International Dual Degree on Information Technology (IDDIT), Kevin berhasil untuk mengikuti program dual degree di bidang bisnis di salah satu universitas di Malaysia.
Pengetahuan di bidang informatika yang dilengkapi dengan ilmu bisnis yang Kevin dapatkan ketika mengikuti program dual degree menjadi modal bagi Kevin untuk mengembangkan karirnya di dunia bisnis. Mahasiswa kelahiran tahun 1992 ini memulai bisnis pertamanya ketika menyusun skripsi pada masa perkuliahan. Berawal dari coba-coba dan latar belakang orang tua yang memang belum memiliki usaha kala itu, Kevin bercita-cita untuk memiliki usaha sendiri agar memiliki jalan berbeda dengan orang tua. Awalnya ia menjadi seorang event organizer dan sales asuransi pada tahun 2010 untuk mengisi waktu luang. Dengan gaji yang didapatkan, Kevin mencoba berjualan ice cream rolls yang populer kala itu dan menjadi pelopor ice cream rolls di Indonesia. Meskipun meraup keuntungan yang tidak sedikit, sangat disayangkan usaha tersebut harus berhenti karena strategi dan business plan yang kurang terencana.
Dengan dukungan penuh dari keluarga dan orang terdekat, Kevin menjadikan pengalaman tersebut menjadi sebuah modal untuk melanjutkan cita-citanya menjadi seorang pengusaha. Tidak berhenti di situ, setelah lulus kuliah Kevin merasa usaha yang dibangun masih kurang. Kevin mencoba membuka banyak usaha di berbagai bidang dan tempat dengan modal biaya dan pengalaman yang telah didapatkan dari usaha sebelumnya. Pada awalnya, Kevin mencoba segala peluang usaha yang bisa dilakukan. Usaha yang dibangun cukup bervariasi, seperti tempat refleksi di kawasan Malioboro, beberapa restoran, tempat futsal, barbershop bahkan hingga salon kecantikan untuk nail art dan sulam alis. Tidak selalu berada di atas, Kevin menyadari ada masa di mana usaha-usaha yang telah dirintis tersebut mengalami jatuh bangun, terutama saat pandemi Covid-19. Kala itu, beberapa usaha yang dibangun harus ditutup, tetapi Kevin juga mampu mempertahankan beberapa usahanya yang lain. Beberapa tempat usaha yang masih bertahan hingga saat ini adalah tempat futsal Sport Academy dan barbershop Twin Monkey yang dibangun pada tahun 2016. Ada juga Pet’s Grooming, Lavana Resto, dan yang cafe terbaru-nya bernama Enchante yang baru berjalan selama setahun di Yogyakarta. Dari pengalaman jatuh-bangunnya, Kevin menarik kesimpulan bahwa sangat tidak baik bila membangun usaha tanpa rancangan yang jelas. “Membangun usaha membutuhkan pertimbangan yang matang, baik dari segi strategi, lokasi, hingga analisis keunggulan produk itu sendiri. Merintis usaha tidak bisa dilakukan sekedar mencoba atau asal-asalan,” ujar Kevin.
Melihat beberapa usahanya yang saat ini bisa dikatakan bertahan dan berhasil, Kevin belum memiliki keinginan untuk membuka bisnis baru lagi. Baginya, hal penting yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan ekspansi dan meningkatkan keuntungan bagi usaha yang telah dijalankan. “Saya ingin membuka cabang di luar kota atau memperlebar lokasi, tentunya dengan bantuan investor,” ujarnya. Tidak seperti awal perintisan usaha yang harus fokus dan penuh kerja keras, kini Kevin bisa lebih bersantai dan menikmati waktu bersama keluarganya karena memiliki karyawan yang terampil dalam bidang Human Resource Development, admin keuangan, marketing, dan lainnya.
Memperingati World Youth Skills Day 2023 dan berbicara mengenai keterampilan pemuda, dengan pengalamannya yang hingga kini memiliki beberapa bisnis dan ratusan karyawan membuat Kevin merasa banyak anak muda yang menyepelekan keterampilan dan pengalaman. Keterampilan memanglah sangat penting namun bagaimanapun juga akan kalah dengan orang yang tekun dalam mengasah keterampilan dan aktif dalam mencari pengalaman. Baginya, generasi muda saat ini terlalu soft dan terlalu terikat dengan gadget. Dengan segala sesuatu yang mudah dicari secara instan melemahkan karakter generasi muda dalam berproses. “Saat kamu berhasil instan, uangmu pasti akan habis secara instan juga,” kata Kevin. Baginya, skills atau keterampilan dapat dipelajari namun harus diasah terus menerus. Dengan begitu akan didapat pengalaman yang cukup untuk mencoba dan memulai. Karena seberapa banyak dan besar keterampilan yang dimiliki akan kalah dengan kedisiplinan dan orang yang tekun belajar serta mau belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain contohnya dengan membaca buku. “Skill bukan sesuatu yang langsung ada. That is something you earn and you gain. Sesuatu yang kamu tumbuhkan dan dapatkan, sama seperti kesuksesan. Jangan terlalu berbangga dengan skill yang kamu punya karena percuma bila tidak diasah, and just don’t quit easily. Jangan gampang menyerah karena it’s either we win or we learn. Tidak ada kata kalah, kalau belum menang, belajar terus sampai menang,” pesan Kevin bagi generasi muda masa kini.
Bagi Kevin sendiri, pengalaman menjadi modal sangat penting bagi pengusaha. “Kalau pengusaha keluarin modal, anggap saja uang yang dikeluarkan itu adalah uang untuk belajar,” ujar Kevin. Kevin tidak menyerah dengan keadaan bisnisnya yang naik turun, namun ia justru menjadikannya menjadi sebuah pembelajaran. Kevin juga menekankan pentingnya fokus pada visi, mengapa ingin menjalankan usaha tersebut, bukan sekedar memikirkan untung maupun rugi. Pengalaman yang didapat akan lebih penting dan mahal harganya. [LM]